Penulis : Ari Wu
Editor : Herman Makuaseng
INFOTIPIKOR.COM – Para pakar multidisiplin, entrepreneur, dan rohaniawan membahas tentang penting dan mendesaknya literasi keuangan masyarakat dalam sebuah diskusi finansial di “Ruang Tamu Jogja Istimewa” di Baciro, Kota Yogyakarta (Selasa, 3/12/2025).
Tantangan ekonomi yang semakin berat membuat masyarakat mudah tergiur iming-iming keuntungan besar lewat bisnis investasi. Masyarakat tak cerdas menjadi rentan terhadap rupa-rupa penipuan finansial yang semakin merajalela.
Diskusi dimulai dengan sharing seorang pakar finansial market dan wakil pialang berjangka Bambang Sugiarto, SE, SIP, MM dengan dipandu oleh moderator Pulung W Pinto dari HP Management,
Para pakar lain yang hadir adalah Prof. Dr. Triyono Bramantyo (Guru Besar musik dari ISI), Prof. Dr. Sutrisna Wibawa (Ketua Dewan Pendidikan DIY), dan Dr. Haryadi Baskoro (pakar Keistimewaan DIY). Entrepreneur muda Yosafat Arif datang jauh-jauh dari Boyolali khusus untuk diskusi ini.
Sedangkan para rohaniawan yang hadir adalah Suharmanto (pembina Yayasan Kiwari dan Pesantren Ma’rifatullah) dan Pdt. Arief Arianto (Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional DIY). Wakil pialang berjangka adalah individu perorangan warga negara indonesia yang memiliki izin dari Bappebti dan melaksanakan sebagian fungsi pialang berjangka berdasarkan kesepakatan dengan pialang berjangka.
Untuk menjadi wakil pialang berjangka, seseorang harus memenuhi persyaratan seperti pendidikan formal, lulus ujian profesi yang diselenggarakan oleh Bappebti, dan memiliki rekam jejak yang baik.
Bambang Sugiarto, SE, SIP, MM. Akt, menjelaskan bahwa peningkatan literasi keuangan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi harus ada kolaborasi lintas sektor. “Masyarakat perlu dibekali pemahaman yang praktis, bukan sekedar teori. Kita ingin masyarakat mampu mengatur keuangan keluarga, memahami investasi yang aman, hingga dapat mengindari jebakan investasi ilegal & investasi bodong,”ujarnya.
Rohaniawan Pdt. Arief Arianto, mengingatkan pentingnya kehati-hatian. Obsesi mendapatkan keuntungan banyak secara instan menyebabkan masyarakat rentan tertipu oleh imimg-iming bohong. “Akar segala kejahatan adalah cinta uang,” tegasnya.
Bambang Sugiarto, SE, SIP, MM Akt yang berpengalaman melakukan trading forex selama 20 tahun mengingatkan supaya masyarakat jangan tergiur iming-iming palsu, seorang konsultan finansial justru harus memberi pemahaman akan resiko-resiko dalam misalnya trading forex. Literasi keuangan harus mencerdaskan, bukannya membodohkan dan malah menjerumuskan.
Trading forex pada dasarnya adalah kegiatan jual beli mata uang asing (valas) secara online dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari selisih nilai tukar. Trader membeli pada saat harga rendah dan menjual saat harga naik untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga, pasar forex itu sendiri merupakan pasar keuangan terbesar di dunia.
Dalam bisnis selalu ada untung dan rugi, jadi jangan terbuai dan terobsesi dengan mimpi-mimpi palsu. Trading forex bukan judi, tetapi bisnis yang sangat rasional berbasis analisis logis trader yang cerdas dan berpengalaman bisa mengelola kerugian serta memiliki management resiko, untuk itu ia harus memiliki banyak ilmu dan jam terbang yang tinggi dalam menganalisa” pungkas Bambang.