INFOTIPIKOR.COM | PURWAKARTA – Pembangunan gedung Madukara yang akan dipergunakan sebagai Mall pelayanan publik di Purwakarta, yang menelan anggaran hingga miliaran rupiah itu diduga tidak transparan.
Dalam waktu dekat ini, Mall yang rencananya akan diresmikan oleh menteri PUPR bersama Bupati Purwakarta, itu tidak mencerminkan sebuah Pemerintah Daerah yang memiliki selogan “Istimewa”, sebab dalam proses pembangunan Mall pelayanan publik tersebut diduga tidak transparan.
Menyikapi hal itu, media mengundang Ketua PD IWO (Ikatan Wartawan Online) DPD Kabupaten Purwakarta Dody Buarsyah angkat bicara, menurutnya ketidak transparansian itu terbukti tidak adanya papan informasi pembangunan pada pembangunan gapura dibagian depan gedung Madukara. Untuk diketahui, berdasarkan data LPSE kabupaten Purwakarta bahwa pembangunan bagian depan di gedung Madukara menelan anggaran senilai 1,8 Miliar yang dikerjakan oleh CV Wibawa Wicaksana. Ungkap Ketua IWO Dody Budiarsyah, Jum,at (04/12/2020)
Selain dari sisi ketidak transparansian anggaran, untuk mengejar target pelaksanaan pekerjaan, pelaksana proyek pembanguan Mall Pelayanan Publik juga mengabaikan keamanan para pekerja.
“Seperti yang terlihat dilapangan, salah seorang pekerja mengambil atau tengah melakukan pekerjaannya diatas atap gedung tanpa mengunakan alat pengaman sebagaimana aturan K3,”ujar Dody.
Lanjut Dody,dikhawatirkan kejadian jatuhnya pekerja dari atas gedung tersebut pada tahun 2019 silam terulang kembali. Tak ayal akibat kelalaian pihak pelaksana proyek, satu orang buruh bangunan tewas. Paparnya.
Sementara Dody menjelaskan bahwa, untuk keseluruhan keterlibatan perusahaan dalam membangun proyek itu ada sekitar 4 perusahaan yang terlibat dalam pembangunan yakni CV. Kertapati Wijaya, CV Fajar Anugrah, CV Wibawa Wicaksana dan CV. Puralaksana dan satu lagi perusahaan outsourcing, jelasnya.
Dari 5 perusahaan itu, hanya ada 2 perusahaan yang memasang papan informasi sebagai bentuk transparansi yakni CV. Kertapati Wijaya, CV. Fajar Anugrah. Sementara untuk CV Wibawa Wicaksana dengan anggaran 1,8 miliar ini terkesan tertutup.
Saat hendak dikonfirmasi oleh salah satu anggota IWO Septio Ali Reza Wakil Sekertaris menjelaskan bahwa, para penanggungjawab pelaksana pekerjaan tidak ada di tempat. Hingga berita ini diterbitkan, awak media pun berusaha untuk konfirmasi kepada para penanggung jawab proyek tetapi belum ada jawaban, tutur Septio Ali Reza.*(Man)