Bandung | Infotipikor.com – Rangkaian acara rakernas dan pertemuan nasional Asprodi MKS se-Indonesia pada hari kedua, merupakan seminar nasional dengan mengusung tema “Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jawa Barat dan Strategi Pengembangannya,”kegiatan diadakan di Hotel Aryaduta, Selasa (24/05/2022).
Seminar nasional ini dihadiri oleh Dua orang pemateri, Pertama Pimpinan Cabang Bank Jabar Banten Syariah KC Bandung Pelajar Pejuang, Fajar Fahrurrozi, dan pemateri Kedua, Praktisi Pendidikan Ekonomi Syariah di Jawa Barat, H. Asep Komarudin. Selain itu, seminar dihadiri oleh 50 orang peserta yang terdiri dari, Pimpinan FEBI UIN Bandung, Dosen Homebase MKS FEBI UIN Bandung, dan Peserta Asprodi MKS se Indonesia.
Pembukaan resmi seminar dilakukan oleh Dekan FEBI UIN SGD Bandung, Dudang Gojali. Dalam pembukaannya ia menyebutkan “Dengan lahirnya PERGUB NO 1 tahun 2022, Pergub ini harus dikawal karena mereka melakukan batasan syariah, sementara syariah itu otoritasnya di kita. Otoritas syariah itu sama dengan menegakkan kebenaran, kita diwajibkan untuk menyampaikan kebenaran karena perintah agama,” jelasnya,
Dekan FEBI UIN Bandung, berharap seminar nasional ini dapat lebih mengembangkan lagi potensi ekonomi dan keuangan Jawa Barat karena Jawa Barat memiliki SDM yang banyak dan SDA yang juga luas. “Kita memiliki keunggulan yaitu ahli dalam bidang syariah, maka dari pergaulan perlu dikembangkan,” tutupnya.
Materi pertama, Pimpinan Cabang Bank Jabar Banten Syariah KC Bandung Pelajar Pejuang, Fajar Fahrurrozi membahas mengenai “Prospek Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jawa Barat.” Ia mengatakan, Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai player di kancah ekonomi dan keuangan syariah global, naik signifikan dari sebelumnya peringkat ke-10 pada tahun sebelumnya.
Selanjutnya, pada sektor halal food Indonesia berada pada peringkat empat, Islamic finance berada pada peringkat enam, muslim friendly travel pada peringkat enam, modest fashion pada peringkat tiga, pharma and cosmetic pada peringkat enam, dan media recreation pada peringkat lima. Pencapaian ini didukung oleh populasi muslim terbesar di Indonesia, sehingga potensi pertumbuhan perbankan syariah sangat besar.
Industri Bank harus bertransformasi dari physical economy menjadi digital economy. Sehingga digital behaviornya harus dirubah, dengan melewati proses berikut Effective, Efficient and Productive, kemudian, Going Beyond Innovation, dan ketiga Accelerating Digital Business Process.
Materi seminar kedua, oleh Praktisi Pendidikan Ekonomi Syariah di Jawa Barat membahas tentang “Daya Dukung Karakteristik Religious Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah dan Strategi Edukasi Memasyarakatkan Ekonomi dan Keuangan Syariah Di Jawa Barat.”
Dalam materinya disampaikan, Jawa Barat yang merupakan 20 persen nya penduduk Indonesia berada di Jawa Barat, memiliki jumlah penduduk 49,94 Juta ( data BPS 2020) atau hampir mencapai 50 juta, 46,3 juta Jiwanya beragama Islam atau sekitar 97 persen.
Selanjutnya ia mengatakan, perbangkan syari’ah di Jawa Barat maupun nasional cenderung melambat atau minoritas di tengah jumlah pendudukan muslim yang mayoritas. Bank syariah di Jawa Barat sebanyak 374 bank, ini merupakan jumlah terbanyak di Indonesia. Pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat baru 4,97 persen jika dibandingkan dengan bank konvensional. Kemudian, apabila dibandingkan dengan perbankan syariah konvensional dalam perekonomian nasional jumlah perbankan syariah baru 10 persen.
Selanjutnya, Asep Komarudin memaparkan strategi edukasi memasyarakatkan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat. Langkah pertama menurutnya ialah membangun paradigm baru ekonomi syariah, yaitu membangun hubungan kerja sama dengan berbagai pemangku kepantingan dalam semangat kolaboratif dan ekonomi tanpa dikotomi. Kedua, literasi dan edukasi upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan ekonomi dan keuangan dengan pendekatan edukatif, budaya dan nilai-nilai normatid agama melalui pengembangan inovasi humanis dan adaptif.
Ketiga, ekosistem industry halal yang.
(INDRA JAYA)