Foto : Muh. Jamil Silao, SE
Ketua Demisioner Forum Masyarakat Menui Kepulauan (FMMK) Kabupaten Morowali 2019-2021
MOROWALI | INFOTIPIKOR.COM -Menyikapi apa yang hari ini ramai menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat berkaitan dengan pemekaran Kecamatan Menui Kepulauan, yang akan membentuk satu Kecamatan baru, sebagai masyarakat Kecamatan Menui Kepulauan, kami sangat mendukung penuh adanya rencana pemekaran tersebut. Mengingat aksesibilitas dan pelayanan yang cukup jauh jangkauannya dari Ibukota Kecamatan Menui Kepulauan.Sehingga memungkinkan Kecamatan Menui Kepulauan dimekarkan menjadi Dua Kecamatan.
Dimana,Muh.Jamil.Silao,SE,Ketua Demisioner Forum Masyarakat Menui Kepulauan (FMMK) mengatakan,bahwa beberapa pekan lalu telah dilakukan musyawarah pembahasan pembentukkan Kecamatan baru bersama para penggagas.Yang mana, telah diusulkan dan disepakati Tiga nama yakni,Kecamatan Menui Daratan, Kecamatan Menui Pesisir dan Kecamatan Menui Sombori, bertempat di Gedung STQ Kelurahan Ulunambo, Kecamatan Menui Kepulauan. Dihadiri anggota DPRD Morowali bersama Camat dan Kades se Kecamtan Menui Kepulauan.
Namun,dalam perjalanannya kemudian akhir-akhir ini berkembang isu bahkan baliho sudah terpampang dibeberapa tempat di Desa Tanjung Harapan bertuliskan ‘Kantor Sementara Kecamatan Sombori’. Hal ini seolah mencederai hasil kesepakatan pada musyawarah bersama.Dimana, nama ‘Menui’ tetap tercantum pada nama Kecamatan baru. Namun, yang diangkat kepermukaan nama Kecamatan Sombori.
“Dengan dihilangkannya nama Menui, sebagai masyarakat Menui kami sangat menyayangkan hal tersebut.Karena tidak berpegang pada hasil musyawarah yang telah disepakati.Olehnya, dengan tegas kami menolak nama Kecamatan baru ini (Kecamatan Sombori),”ujarnya.
Yang terjadi saat ini tentu merupakan sebuah bentuk pembunuhan identitas nama Menui Kepulauan,dan penghancuran agar Menui tidak bisa berkembang dan diketahui oleh kalangan orang banyak, karena telah menghilangkan identitas Menui Kepulauan yang merupakan induk dari pemekaran Kecamatan baru.
“Kami juga sangat menyayangkan para Tokoh masyarakat Menui di Morowali dan para penggagas yang seolah-olah diam, dan timbul kesan adanya pembiaran.Mengenai hal ini seperti tak berdaya,ibarat sapi dicocok hidungnya. Apa mugkin takut jabatannya hilang, atau bagaimana hanya Allah SWT Yang Maha yang tahu,”bebernya.
Sungguh, kami sangat menyayangkan termaksud perwakilan kami yang duduk di DPRD Morowali. Seolah tidak berdaya,padahal harapan kami masyarakat Menui ternyata di luar dugaan. Kemudian dalam pembahasan pemekaran Kecamatan baru KKMK, FMMK yang berbadan hukum tidak dilibatkan.Dan
Yang lebih hebatnya lagi, Rusman Kabid Pemdes Kabupaten Morowali yang dikonfirmasi pada tanggal 09 April 2022 mengatakan,”walau belum ada penetapan, sudah pasti namanya akan menjadi Kecamatan Sambori,” jelasnya.
Bapak yang terhormat tidak pantas mengatakan hal demikian, lagi pula Bapak seorang pejabat Pemerintahan.Apakah Bapak tahu sejarah Menui atau memang identitas kami Menui mau dihilangkan begitu saja.
Perlu diingat:
1.Mengingat sejarah masa lalu bahwa Menui Kepulauan handak diganti namanya menjadi Bungku Tenggara.Karena pada saat itu tokoh-tokuh Menui menentang ketika namanya akan diganti.Namun akhirnya namanya tetap Menui Kepulauan,dan salah satu tokoh tersebut merupakan orang tua dari mantan Sekda yang kini sudah tidak menjabat lagi. Kami bukan berbicara masalah suku, tapi identitas kami jangan di injak-injak karena ada kepentingan pribadi atau kelompok,dan kami tidak terima itu.
2. Kecamatan Menui Kepulauan pernah juga mau ditarik masuk dalam wilayah administrasi Kota Kendari,karena adanya ketimpangan pembangunan yang tidak adil untuk Menui Kepulauan, sehingga pada saat itu para tokoh masyarakat Menui yg berada di Kendari dan di Menui Kepulauan sepakat mau bergabung ke wilayah administrasi Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. ketika tuntutan masyarakat Menui tidak dipenuhi.
Alhamdulillah, Gubernur Sulawesi Tengah pada saat itu H.Bandjela Paliudju berkunjung ke Kota Kendari dan bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat Menui yang ada di Kota Kendari,bertempat di hotel Aden Kendari pada Tahun 1995. Yang mana, pada saat itu Ketua Kerukunan Keluarga Menui Sulawesi Tenggara (KKM-SULTRA) yang dinakhodai oleh Bapak Tahir Salili Setelah pergantian puncuk pimpinan dari Ketua pertama dan merupakan perintis lahirnya KKM SULTRA beliau adalah H. Malik,dan kini KKMK Sultra dinakhodai seorang Profesor.
Gubernur Bandjela Paliudju mendengarkan tuntutan para Tokoh masyarakat Menui Kepulauan diantaranya, agar lampu PLN menyala selama 24 jam. Alhamdulillah dipenuhi oleh Gubernur, meskipun kenyataannya di lapangan hanya menyala dari jam 18.00 – 24.00 WITA.
selanjutnya,Gubernur menjanjikan akan memperhatikan masalah pembangunan yang lain.Maka gugurlah keinginan para tokoh Masyarakat Menui untuk memperjuangkan Menui masuk ke Wilayah admistrasi Kota Kendari Provisnsi Sulawesi Tenggara.
3. Pembentukan Kecamatan Baru (Kecamatan Sombori) dengan menghilangkan identitas induk Kecamatan Menui Kepulauan, kami menyatakan tidak terima dan menolak jika nama Kecamatan Baru ini, karena menghilangkan nama Menui. Padahal sudah menjadi kesepakatan pada saat pembahasan di Kecamatan induk bahwa nama Menui harus ada. Ini mengingatkan kami akan sejarah masa lalu,mau tidak mau suka tidak suka kami akan munculkan kembali sejarah agar saudara kami yang lain mengetahuinya.
Kami bukan anti pemerintah atau demokrasi,kami mencintai dan menghormati pemerintah dan menjunjung tinggi persaudaraan sesama anak negeri. tapi, ketika harga diri kami (Menui Kepulauan-red) diinjak dan dihilangkan dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan dengan merugikan jati diri kami masyarakat Menui.
“Kami tidak takut untuk melawan dan memperjuangkan nama Menui, dan itu adalah harga mati buat kami.dan menolak nama Kecamatan Baru sebagai Kecamatan Sombori. Sebagai penerus anak pulau dari nenek moyang kami yang dari turun temurun mendiami pulau tersebut sampai beranak pinak. Kami akan selalu menjaga dan memperjuangkan Menui yang kami cintai,”pungkas Jamil.
(Herman.M)