Reporter : Ari Wu
Editor : Herman Makuaseng
INFOTIPIKOR.COM – Tazbir Abdullah, seorang penulis puisi yang juga memiliki latar belakang dalam hukum tata negara, terus menggunakan karya sastranya sebagai sarana refleksi sosial. Dalam perjalanan kreatifnya, ia telah menulis sejumlah puisi yang menyoroti berbagai isu, termasuk demokrasi, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang bersih.
Tazbir, pertama kali menulis puisi berjudul “Aku Terlanjur”, yang kemudian diikuti oleh karya lainnya. Beberapa puisinya bahkan mendapat perhatian dari akademisi, termasuk seorang profesor yang memintanya untuk dipublikasikan di situs web tertentu.
“Saat pandemi lalu, seorang teman yang juga penyair meminta saya membacakan puisinya untuk dipromosikan. Dari situ, saya mulai lebih aktif menulis sendiri dan membacakannya di berbagai acara,” ungkap Tazbir.
Kini, puisinya telah menjadi bagian dari berbagai acara budaya, termasuk pembukaan pameran seni dan bunga. Salah satu karyanya yang terbaru, Negara dan Puasa, mengangkat tema korupsi dalam konteks bulan suci Ramadhan. Puisi tersebut menyoroti bagaimana korupsi berakar pada ketidakmampuan menahan diri, bertolak belakang dengan nilai-nilai puasa yang mengajarkan pengendalian diri dan ketakwaan.
Berikut cuplikan puisi Negara dan Puasa karya Tazbir Abdullah:
INDONESIA NEGARA BESAR
BESAR PULA MASALAHNYA
RAKYAT SEDANG GUSAR
KORUPSI DIMANA-MANA
KINI RAMADHAN PUN TIBA
BULAN KITA BERPUASA
SEMUA BERLOMBA-LOMBA
MEMENUHI PERINTAH YANG MAHA KUASA
Dalam beberapa waktu terakhir, Tazbir juga aktif tampil di berbagai forum. Ia baru saja membacakan puisinya di sebuah pameran anggrek dan akan kembali tampil dalam sebuah pameran di Jalan Wonosari pada 10 April 2025.
Baginya, puisi bukan sekadar karya sastra, tetapi juga panggilan moral untuk membangun kesadaran kolektif. “Bulan puasa adalah waktu yang tepat untuk introspeksi dan memperkuat komitmen melawan korupsi,” tegasnya.
Dengan karya-karyanya, Tazbir Abdullah berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berani bersuara dan berkontribusi bagi perubahan yang lebih baik.