Menu

Mode Gelap
Polres Purwakarta,Raih Penghargaan Peringkat Pertama IKPA Dari KPPN Purwakarta Keren,Anak Anggota Satpolairud Polres Purwakarta Sabet 9 Medali di West Java Swimming Competition 2022 Polisi Di Purwakarta,Amankan Dua Dari Lima Pelaku Pengeroyokan Seorang Pemuda Warga Munjul Jaya Polsek Purwakarta Kota,Intensif Lakukan Patroli Blue Light Guna Berikan Rasa Aman dan Nyaman Di Masyarakat Guna Wujudkan Wilayah Aman dan Kondusif,Jajaran Polsek Pasawahan Intensif Gelar KRYD

Sosial & Budaya · 20 Feb 2023 08:25 WIB ·

Jacob Ereste : Isra Mi’raj Hanya Mungkin Dipahami Dari Dimensi Spiritual,Tidak Dengan Kepongahan Intelektual


 Jacob Ereste,Pembina Atlantika Institut Nusantara (Foto : Jacob) Perbesar

Jacob Ereste,Pembina Atlantika Institut Nusantara (Foto : Jacob)

Infotipikor.com,Oleh: Jacob Ereste (Pembina Atlantika Institut Nusantara) – Keresahan intelektual akibat kekeringan spiritual merupakan fenomena terbaru pada akhir belakangan ini,akibat ketidak berdayaan intelektualitas menjawab masalah bangsa yang berakibat pada negara. Boleh jadi sebab musababnya justru sebaliknya, negara telah menjadi penyebab rusaknya etika, moral dan akhlak,yang semakin membuat terpuruknya tata kehidupan berbangsa maupun bernegara.

Masyarakat kampus yang mulai menyadari telah terperangkap dalam tatanan budaya material mulai sadar,bahwa keunggulan intelektual tidak cukup memadai untuk menjawab segenap kebobrokan etika,dan moral yang berkisar pada akhlak sebagai takaran kualitas dari peradaban manusia.

Akibatnya, kejeniusan para intelektual hanya dipergunakan untuk kepentingan diri sendiri atau bahkan untuk memperdaya sekaligus memusnahkan orang lain yang dianggap musuh, paling tidak untuk mereka yang diposisikan sebagai pesaing atau musuh. Sedangkan laku spiritual selalu diawali oleh niat baik, prasangka baik yang diboboti kejujuran, keikhlasan, kerendahatian serta kemampuan mengendalikan hawa nafsu atau ambisi untuk lebih unggul dari orang lain. Karena itu sikap dan sifat ugahari diperlukan untuk dijadikan pengendali egoisme, ambisi dan keinginan untuk memaksakan kehendak, tanpa mengindahkan kepetingan, pendapat maupun sikap orang lain.

Dalam konteks ini, sikap dan sifat teposeliro — tenggang rasa hingga hasrat untuk menghargai orang lain — patut mendapat tempat dihati. Bisa saja tidak ada di dalam otak — sebagai sumber akal dan daya pikir — karena kemampuan daya pikir memang terbatas, tidak mungkin mampu melampaui daya jangkau yang dapat dicapai manusia lewat dimensi spiritual.

Itulah sebabnya peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW sulit diterima oleh akal, karena Isra Mi’raj memang hanya dapat diterima oleh keyakinan atas kepercayaan kepada kekuasaan Tuhan.

Diskusi antara Nabi pun — ketika ketika memperdebatkan kemampuan Nabi Muhammad SAW melakukan Isra dan Mi’raj hanya dalam waktu semalam mampu melakukan dari bumi ke langit lapis ke tujuh — secara matematis pun sulit untuk dipahami dalam kepongahan intelektual yang tidak memiliki getaran dari frekuensi spiritual. Karena untuk perjalan yang begitu jauh — Isra Mi’raj — sulit dicerna oleh akal sehat sekalipun. Sebab perjalan yang begitu jauh — dari bumi ke langit lapis ketujuh — walau mampu melakukan dengan kecepatan cahaya, memerlukan waktu yang cukup lama. Sebab dalam hitungan matematis, jarak dari bumi ke langit ketujuh itu hanya mungkin bisa ditempuh dengan kecepatan suara ribuan tahun lamanya.

Jadi — logika dari peristiwa Isra dan Mi’rat — hanya mungkin mampu dipahami dengan keyakinan yang berbobot spiritual, tidak oleh sikap pongah kejeniusan akal yang abai pada dimensi illahiyah. Apalagi cuma sekedar kepongahan akademis yang lebih dominan memposisikan manusia sekedar menjadi tukang. Atau semacam sekrup kecil dari alat untuk dipergunakan oleh pihak lain sebagai budak upahan yang berorientasi material. Sekedar kepuasan duniawi yang jauh dari nilai-nilai Illahiah.

Baturaden, 18 Februari 2023

Editor : Herman.Makuaseng

Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Presiden RBH “Babagi” Anak Yatim dan dhuafa di Bulan Ramadhan

1 April 2023 - 22:31 WIB

Yayasan Koes Moeldoko  Gandeng Sakuranesia Society,Bantu Pendidikan Anak-Anak Sekolah di Cianjur

30 Maret 2023 - 12:59 WIB

Presiden RBH Laksanakan Safari Ramadhan,Sembari Penjajakan Menghadapi Pemilukada Tahun 2024

29 Maret 2023 - 20:53 WIB

Momen Ramadhan Babeh Aung Ketua Ormas BPPKB Ranting Suka Asih Kota Tangerang,Bagikan Makanan Berupa Nasi Kotak dan Takjil

27 Maret 2023 - 13:11 WIB

Jelang Ramadhan 1444 H, Presiden RBH dan KSB Bahas Safari Ramadhan Sembari Salurkan Ikan dan Beras di Lingkungan Istana

22 Maret 2023 - 18:12 WIB

Upacara Gunting Rambut “Nompoa Bulua” Menurut Adat Kaili

18 Maret 2023 - 19:54 WIB

Trending di Sosial & Budaya