Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    INFOTIPIKORINFOTIPIKOR
    • Beranda
    • REDAKSI
    • TNI – POLRI
    • Ragam & Olah Raga
    • Daerah
    • Sosial & Budaya
    • Nasional
    • Ekonomi & Bisnis
    • Pendidikan
    • Kriminal
    • Politik & Hukum
    • Iklan
    Facebook X (Twitter) Instagram
    INFOTIPIKORINFOTIPIKOR
    Home»Politik & Hukum»Jelang Tahun Politik,Dewan Syura DPP PKB Menegaskan: Pesantren Harus Belajar Dari Muktamar Cipasung
    Politik & Hukum

    Jelang Tahun Politik,Dewan Syura DPP PKB Menegaskan: Pesantren Harus Belajar Dari Muktamar Cipasung

    By RedaksiDesember 29, 2022Updated:Desember 29, 2022Tidak ada komentar3 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Tasikmalaya,Infotipikor.com – Menjelang tahun politik, kalangan pesantren kerap menjadi buruan para politisi untuk didekati. Padahal kalangan pesantren pun adalah subjek demokrasi yang punya andil besar mengelola negeri baik di level eksekutif maupun legislatif.

    Oleh sebab itu, pesantren harus memiliki keberanian melawan oligarki dalam bentuk apapun yang terus merakayasa demokrasi. Dengan modal sosial yang besar, basis keilmuan yang kokoh dan kemandirian, pesantren harus mulai memimpin proses demokrasi dengan menyuarakan keadilan bagi masyarakat, mengupayakan program kesejahteraan bagi umat, dan menguatkan komitmen kebangsaan sesama anak bangsa.

    Hal itu dikatakan oleh Wakil Dewan Syura DPP PKB KH. Maman Imanulhaq saat menghadiri acara peringatan 40 hari wafatnya pimpinan Pesantren Cipasung Tasikmalaya, KH. Abun Bunyamin, Rabu 28 Desember 2022.

    Anggota Komisi VIII DPR RI ini mengingatkan peristiwa Muktamar NU di Cipasung tahun 1994 yang membuktikan bahwa dengan modal keberanian para ulama NU yang dimotori Gus Dur, bisa menang melawan rezim Soeharto yang ingin menghentikan kepemimpinan Gus Dur di NU.

    “Spirit keberanian dan kemampuan berpikir kritis dalam melawan rezim yang zalim saat itu serta kebijakan stategis untuk kemashlahatan masyarakat membuat pesantren dan NU dihargai dan dihormati. Pesantren jangan hanya “didatangi” saat momen demokrasi seperti pilkada, pileg, atau pilpres karena pesantren bukan vote getter, tapi justru pesantren adalah subjek demokrasi yang aktif, stretegis, dan kritis,” kata Kiai Maman kepada wartawan.

    Kiai Maman yang juga merupakan Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi ini menambahkan, dari Pesantren Cipasung pun dapat diambil hikmah bahwa sosok KH Ruhiyat dan para putranya termasuk juga KH Ilyas Ruhiyat yang menjadi Rais Aam PBNU menunjukkan pesantren dijadikan sebagai motor penggerak kehidupan masyarakat.

    “Ini harus kembali menjadi perhatian kita bahwa sesungguhnya semua roda pemerintahan masyarakat, upaya-upaya transformatif itu tidak akan pernah lepas dari pesantren,” imbuh Kiai Maman.

    Yang juga sangat penting, kata Kiai Maman, pesantren sebagai gudang ilmu pengetahuan melahirkan begitu banyak ulama intelektual bahkan para pejabat di level daerah sampai pusat. Maka, imbuhnya, tawaran-tawaran yang diproduksi oleh kalangan pesantren terhadap proses demokrasi adalah tawaran yang konstruktif dan substansional, bukan hanya sekedar manis bibir yang ditawarkan namun harus berupa program yang diimplementasikan.

    Dan yang ketiga, imbuh Kiai Maman, sosok KH Ilyas Ruchiyat adalah sosok yang santun, sosok penuh kelembutan dengan melakukan strategi-strategi yang kuat dalam penguatan kehidupan masyarakat dan juga dalam politik secara nasional. Hal itu dilakukan oleh Kiai Ilyas lantaran didasari oleh prinsip prinsip NU yang toleran, ramah, dan juga selalu memegang teguh komitmen kebangsaan.

    “Nah bila 3 poin itu, keberanian, keilmuan, dan juga bentuk ketulusan yang dimiliki oleh Cipasung menjadi kesadaran bagi seluruh pesantren, maka saya yakin tidak akan ada lagi yang meremehkan pesantren, tidak akan ada lagi kelompok-kelompok yang menganggap pesantren bisa dibeli, bisa dibayar. Pesantren dengan sejarah yang begitu panjang membuktikan kembali komitmennya untuk sebuah perubahan di tengah masyarakat dan juga menjaga negeri. Inilah hikmah pesantren untuk merawat masyarakat serta juga menjaga negeri,” kata Kiai Maman menutup.

    (Redaksi)

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Redaksi
    • Website

    Berani Karena Benar Tertutup Karena Salah

    Related Posts

    H. Syamsudin Koloi Nahkodai DPD Partai Gema Bangsa Kabupaten Buol

    Juli 11, 2025

    Pemkab Purwakarta Tempuh Kasasi untuk Pertahankan Aset Pendidikan SMPN 1 BBC

    Juni 9, 2025

    Dua Anggota DPRD Mura PAW Resmi Dilantik, Komposisi Lengkap dan Keterwakilan Perempuan Meningkat

    April 30, 2025

    Comments are closed.

    Berita Terbaru

    TKIT Hema Babussalam Ikuti Akreditasi yang Diselenggarakan oleh BAN-PDM

    Agustus 5, 2025

    Forum Kepala Desa Kabupaten Buol Apresiasi Progam Sekolah Rakyat

    Agustus 4, 2025

    Sambut HUT RI ke 80 Pemdes dan Karang Taruna Desa Campaka Gelar Fun Football Tournament Antar RT

    Agustus 2, 2025

    Najwa Sugiarto Miss Bantul 2024, Dukung Pemberdayaan Lansia dan Yatim di Acara HUT RI ke-80, UUK Yogyakarta ke 13 dan Maulid Nabi

    Agustus 1, 2025
    Kategori
    • Advetorial
    • Daerah
    • Ekonomi & Bisnis
    • Entertainment
    • Film
    • Iklan
    • Internasional
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Musik
    • Nasional
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Politik & Hukum
    • Ragam & Olah Raga
    • Religi
    • Sosial & Budaya
    • TNI – POLRI
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • REDAKSI
    • TNI – POLRI
    • Ragam & Olah Raga
    • Daerah
    • Sosial & Budaya
    • Nasional
    • Ekonomi & Bisnis
    • Pendidikan
    • Kriminal
    • Politik & Hukum
    • Iklan
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.