GARUT.InfoTipikor-Peninggalan candi di Jawa Barat amat jarang, tapi salah satunya yang cukup menonjol yakni Candi Cangkuang di Desa Cangkuang Kecamatan Leles Kabupaten Garut Jawa Barat. Candi Hindu ini dibangun pada abad ke 8 berada di Kp Pulo desa Cangkuang Kecamatan Leles Garut.
Candi ini boleh dibilang cukup misterius. Tak jelas, apakah candi ini bagian dari peninggalan sebuah kerajaan atau bukan. Di tatar Sunda, kerajaan tertua yakni kerajaan Tarumanegara pada abad ke 7. Tak jelas juga apakah ada kaitan antara candi Cangkuang dengan kerajaan itu.
Konon, Candi Cangkuang ini masih ada kaitan dengan Candi Jiwa di Karawang dan Candi di pegunungan Dieng yang sezaman. Candi ini cukup terawat. Banyak pengunjung yang duduk-duduk dan sekedar berfoto. Lokasi candi yang dikeliling pohon-pohon besar memang membuat suasana sejuk dan teduh.ujar Irvan Herdiansyah SE selaku Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) Kabupaten Garut ke indoglobenews.kamis 20 Agustus 2020 via by phone.
Lanjut kata Irvan, “Candi Cangkuang ini memang relatif sederhana motifnya. Di tengah candi tersimpan sesosok patung yang tengah mengendarai sapi. Nah, banyak pengunjung yang entah mengapa menaruh uang di atas patung yang disekelilingnya dipagari besi.
“Candi ini ditemukan pertama kali berdasarkan catatan peneliti Belanda. Dalam catatan itu tertulis adanya temuan batuan dan patung, serta sebuah makam kuno. Para peneliti Indonesia berbekal catatan itu kemudian mencari dan menemukan Candi Cangkuang.
“Mitos dan cerita mistis selalu ada diseputar candi ini. Apalagi di sebelah candi itu ada makam senopati Mataram Arief Muhammad yang juga pendiri kawasan Kp Pulo yang disebut kampung keramat.paparnya.
Umar yang juga penjaga kawasan itu merupakan salah satu penghuni Kp Pulo. Menurut Umar, candi dana kawasan makam seperti tak terpisahkan.terangnya ke indoglobenews.Kamis 20 Agustus 2020.
“Dahulu Embah Dalam (Arief Muhammad-red) setelah perang menyerang Batavia tinggal di sini,” jelas Umar.
“Di Cangkuang, Arief mendirikan perkampungan Islam bersama para pengikutnya. Arief kemudian memiliki 7 orang anak, seorang putranya meninggal dan tersisa 6 putri. Di kawasan Kp Pulo pun hanya ada 6 rumah adat yang saling berhadapan dengan satu masjid. Adat yang dipegang hingga kini pun di kampung ini hanya da 6 kepala keluarga.
“Yang lain menyebar ada yang di Jakarta, Bandung, dan Sumatera. Kadang kalau lebaran kumpul,” terang Umar yang merupakan suami dari salah satu keturunan Arief Muhammad.
Kawasan Candi Cangkuang dan Makam Embah Dalam ini dilengkapi dengan musium. Ada foto-foto pembangunan candi serta peninggalan alquran serta khutbah Jumat Arief Muhammad.
Untuk soal yang berbau mistis Umar juga punya cerita. Banyak mereka yang bertirakat di makam itu, atau juga candi. Biasanya mesti menghubungi juru kunci lebih dahulu.
“Ya bergantung kepercayaannya, ada saja yang tahu-tahu nemu batu, keris, atau kujang,” cerita Umar.
Percaya tidak percaya memang soal cerita seputar mistis itu. Pastinya berwisata ke Garut tak akan lengkap bila tak menengok Candi Cangkuang ini. Pemandangan di pinggir danau pun terasa indah dengan panorama Gunung Guntur.ujarnya.
Saat awak media indoglobenews konfirmasikan perihal situs jadi wahana balapan rakit, ia memaparkan, “diharapkan bisa menjaga kerukunan dan kekompakan warga” terangnya.
Lebih lanjut, lomba rakit tersebut diharapkan membuat masyarakat lebih menjaga kebersihan Situs Candi Cangkuang.
“Dengan menjadikan Situ Candi Cangkuang sebagai Wahana balapan rakit seperti ini, mau tidak mau warga ataupun para peserta lomba balap rakit ini harus menjaga kebersihannya.” Katanya.
Sementara itu,H.Budi selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (kadisparbud) Kabupaten Garut yang hadir dalam event tersebut, memberikan dan mengapresiasi event balapan rakit ini dalam rangka memperingati Dirgahayu RI-75 bisa menjadi sarana mengeratkan kerukunan warga kabupaten garut khusunya warga se-kecamatan Leles.
H Budi (Kadisparbud) mengungkapkan bahwa Situ Candi Cangkuang ini memiliki peranan vital, Dari Situ Candi Cangkuang tersebut mengairi areal pesawahan yang dilintasinya, “jadi kebersihan situ Cangkuang ini harus dijaga kebersihannya, karena Situ Cangkuang ini, menopang ratusan hektar sawah.”tutupnya…
Penulis : M.A.Zakariyya SE