INFOTIPIKOR.COM | JAKARTA – Sepak terjang dalam dunia UKM/UMKM sudah tak diragukan lagi bagi Prof. DR.-Ing.Nasirudin Djunaid, ME.Pasalnya perjalanan karirnya dihabiskan untuk membesarkan UMKM yang tersebar diseluruh Indonesia dengan jumlah anggota puluhan ribu.
Menurut Nasirudin hal ini menjadi aset awal untuk mendirikan Bank Syariah tentu akan berkolaborasi dengan sosok yang berkompeten dibidangnya.
“Saya mengajak Dedi Ruslan untuk berkolaborasi mendirikan Bank Syariah untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar dibidang ekonomi kerakyatan,”ujar Nasirudin Djunaid Mantan Pimpinan Kospin Jasa Pekalongan kepada , di Jakarta, Rabu (30/12/2020).
Pertimbangan memilih Dedi Ruslan tambah Nasirudin adalah karena latar belakangnya yang berkecimpung di sektor UMKM belum lagi pengalaman sebagai pengusaha muda menambah keyakinan saya mendaulat menjadi nahkoda bank syariah.
“Saya yakin dan optimis dibawah pimpinan Dedi Ruslan Bank Syariah akan berdiri dan eksis untuk menopang perkonomian rakyat Indonesia,”tuturnya.
Seperti diketahui Prof Nasirudin selama 17 tahun hidup di eropa tepatnya di negara Jerman, konkritnya keberadaan Bank Syariah dan Bank Koperasi yang bernama Foxs (Bank Rakyat) dan Bank Kaze itu merupakan Bank terbesar yang sangat dibutuhkan , karena menyangkut hajat hidup kebanyakan masyarakat di negara Jerman.
” Saya sempat juga cari Bank yang bunga tinggi, tentunya wajar saja ya kan, karena kebetulan waktu itu saya masih mahasiswa di salah satu Universitas di Jerman,” terangnya.
Disamping itu menurutnya ternyata Intinya Bank Koperasi dan UMKM di Eropa itu, terutama di negara Jerman sangat besar dan maju pesat perkembangan bisnisnya seperti Koperasi dan UMKM dengan produksi pembuatan keju, pertanian, peternakan Ayam, dan lainnya. Serta bukannya dengan konvensional stake Holder seperti Pengusaha besar.
Sedangkan untuk di negara kita Indonesia ini awal mulanya ada Pasar Grosir murah untuk rakyat. yaitu : Koperasi Goro yang lokasinya di Kelapa Gading Jakarta Utara , kemudian ia bersama rekannya Agus mendirikan pusat perbelanjaan untuk rakyat yang berbasis Koperasi namanya KO-OF yang yang mengadopsi namanya CO-OF yang ada di negara Jerman.
“KO-OF yang saya bikin ini, pernah sampai berhubungan dengan duta besar Jerman, dimana kita saling sinergi dibantu dengan sistem atau cara-caranya, tetapi kita masih sempat adanya banyak kendala, Karena KO-OF itu yang sekarang hampir sama dengan pusat perbelanjaan Indomaret dan Alfamaret, namun usaha kita itu dalam bentuk Koperasi,”ujarnya.
Menurut Nasirudin dirinya berharap mendirikan Ko-of itu bisa berkembang di seluruh Indonesia dengan bantuan sistem seperti cara dari Ko-of namun Allah SWT belum berikan petunjuknya semua itu cuma rencana tinggal rencana saja.Namun tetap semangat optimis.
” Padahal sudah kita bikin programnya di software ya tetep tidak jadi juga,” tegasnya.
Nasirudin menambahkan agar bisa koperasi betul-betul menjadi Pilar Soko Guru Ekonomi Bangsa Indonesia sesuai dengan slogan dari Tokoh Kemerdekaan bangsa Indonesia Muhammad Hatta, koperasi menjadi kebanggaan dan berjalan pesat dengan dukungan sistem yang baik sehingga managemen koperasi itu bisa bersaing secara umum.
“Pertanyaaan saya ke Dedi Ruslan selaku penggiat Koperasi dan UMKM/UKM sekiranya bisa atau tidak Koperasi bersaing secara umum ?
Jawabnya, kalau menurut saya bisa pasalnya, Dedi Ruslan ini pengusaha muda yang banyak pengalamannya di bidang perbankan, koperasi dan UMKM,” tuturnya.
Lebih lanjut ia meminta kepada Dedi Ruslan selaku pengusaha muda yang banyak pengalaman maupun relasi yang berkelas sangat pantas dan cocok untuk memimpin Bank Syariah berbasis ekonomi kerakyatan seperti dikelola dengan perpaduan BANK Syariah, Koperasi dan UMKM.
“Saya berharap Dedi Ruslan mau menerima tawaran saya untuk menjadi pemimpin Bank Syariah yang saat ini sedang di usahakan akan didirikan untuk bisa bersinergi dengan Kospin Jasa yg memikiki aset triliunan rupiah,” tegasnya.
Ditempat yang sama pengusaha muda Dedi Ruslan mengatakan bahwa secara bukti nyata kebanyakan orang melihatnya bahwa Bank Syariah tidak ada bedanya dengan bank konvensional dan koperasi di Indonesia cuma tinggal nama saja, karena tidak ada terobosan & perkembangan nyata yang bisa membuat masyarakat peduli & percaya.
Namun memang mindset kita harus tetap bisa berubah artinya kalau memang benar-benar konsep koperasi itu dijalankan.
“Pastinya orang tidak ada lagi yang namanya takut rugi gabung di koperasi,” urainya.
Padahal menurut Dedi berbicara soal Koperasi itu jangan pelit, jangan takut rugi dan didalam menjalankannya juga ada amanah kebaikan yaitu surga, kebetulan sesuai dengan wejangan rekan baik saudara Sutarmo yang menjabat sebagai Assisten Deputi Perlindungan Usaha di Kemenkop.
Alhasil selama masih ada sebagian orang-orang yang menyikapinya berpikir seperti pelit, takut rugi dan tidak berpikir bahwa di dalam menjalankan koperasi itu ada surga yang ditujunya maka tetap saja koperasi itu tidak akan maksimal.
“Saya melihatnya pada saat ini dengan dukungan kuat dari Nasirudin terkait keinginan dan kepercayaannya kepada saya agar menjadi pimpinan di Bank Syariah ataupun koperasi, ini cukup bersinergi,artinya bisa saya terima,” tegasnya.
Dedi tak menampik untuk menjadi puncuk pimpinan Bank Syariah karena secara pola pemerintahan bahwa Bank Syariah segmennya jelas, terlebih Kementerian Koperasi dan UMKM dipimpin Teten Masduki juga saat ini gencar menjalankan program dan aturan dengan orang-orang /SDM yang dapat diterpercaya dan terukur.
“Apalagi secara Budgeting dengan teknologi canggih sekarang bisa terkontrol, karena saya melihat saat ini banyak bermunculan orang-orang baik dan orang-orang yang peduli membangun negara kita Indonesia tercinta ini,” imbuhnya.
Menurutnya orang-orang baik itu salah satunya adalah Nasirudin ternyata mempunyai aset atau budget yang bisa dijalankan di perbankan maupun di koperasi simpan pinjam bersyariah sesuai keinginan Nasrudin yang tentunya jika berinvestasi dalam mengelola perbankan tentunya ingin jalan terukur sama-sama menguntungkan dan juga bisa mensejahterakan rakyat Indonesia.
“Saya mempunyai program agar perbankan berjalan dengan baik untuk membangun kebutuhan kehidupan masyarakat bawah di seluruh Indonesia, adalah dengan program perbankan dipadukan dan disinergikan dengan ekonomi kerakyatan UMKM dari berbagai bidang usaha maka saya yakin mengelola perbankan akan berhasil dengan baik,”tandasnya. (Man)