Foto : Kapal KM Irma Ilahi 05
INFOTIPIKOR.COM | KENDARI – Melansir dari Telisik.id,sekitar 30 penumpang KM Irma Ilahi 05 tujuan Pulau Menui, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) terlantar di pelabuhan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penumpang tersebut terlantar karena kapal yang mereka tumpangi sejak, Jumat 18 Desember 2020 tak kunjung diberangkatkan.
Salah seorang penumpang, Firdaus mengatakan, sebelumnya pada Sabtu siang 19 Desember 2020, kapal sudah sempat diberangkatkan, namun saat baru tiba di Perairan Bungkutoko pipa pada bagian kapal patah, sehingga kapal terpaksa dikembalikan lagi di Pelabuhan Kendari untuk dilakukan perbaikan.
Setelah selesai dilakukan perbaikan dan menyerahkan berita acara kepada agen pelabuhan, Senin pagi (21/12/2020), pemilik kapal belum mendapatkan informasi kepastian kapan kapal bisa diberangkatkan.
“Katanya harus ada tim dulu yang turun untuk memeriksa kelayakan mesin, tapi persoalannya tidak ada tim sampai sekarang,” keluh Firdaus, Senin (21/12/2020) siang.
Firdaus berharap, agen pelabuhan dapat pro aktif berkoordinasi dengan Syahbandar, agar tim yang dimaksud segera turun untuk memeriksa sehingga penumpang mendapatkan kepastian kapan kapalnya diberangkatkan.
Tiga hari berada di atas kapal lanjut Firdaus, kondisi penumpang kian memilukan, sayur mayur yang dibeli di Kota Kendari untuk dijual maupun di konsumsi sendiri di Menui, membusuk di atas kapal.
Tak hanya itu, kondisi keuangan penumpangpun semakin menipis akibat kebutuhan yang harus dipenuhi selama berada di atas kapal berbahan kayu itu.
“Ini yang pihak berwewenang harus pikirkan,” sambungnya.
Penumpang lain, Riski juga mengeluhkan tidak adanya kepastian kapan mereka akan diberangkatkan dan apakah kapal yang mereka tumpangi layak untuk berangkatkan atau tidak.
Riski mengungkapkan, dari keterangan pemilik kapal, KM Irma Ilahi 05 yang ia tumpangi tidak mengalami kerusakan mesin, melainkan hanya kebocoran pipa pada bagian kapal dan itu sudah selesai dilakukan perbaikan.
Riski berharap, pihak yang berwewenang atas masalah yang terjadi, bisa segera memberikan kepastian apakah kapal yang di tumpangi layak untuk berangkat atau sebaliknya.
“Kalau tidak layak tidak mungkin kita paksakan, kalau layak ya bagaimana prosedurnya agar kita bisa berangkat kasian? Logistik disini semua kita bisa lihat sendiri, sayur mayur, semua sudah tidak kayak dikonsumsi, karena lamanya kapal ini bersandar,” jelasnya.
Pemilik kapal, Udu berharap tim yang dimaksud untuk memeriksa kelayakan kapal agar segera turun, mengingat kondisi penumpang mengeluhkan tidak adanya kepastian.
“Maunya turun sekarang, jangan tinggal diam,” tegasnya.
Sementara itu, Pengawas pelabuhan Menui, Anto mengatakan, kapal belum bisa diberangkatkan karena masih menunggu Marine Inspector. Marine Inspector merupakan tim dari Syahbandar yang akan melaksanakan tugas pemeriksaan.
“Marine hari ini akan turun,” katanya saat dikonfirmasi.
Nantinya, setelah melewati pemeriksaan serta pengujian dan kapal dinyatakan layak, selanjutnya pihak kapal akan dibuatkan surat perintah berlayar (SPB).**(Herman Makuaseng)