Penulis : Indra Jaya
Editor : Herman Makuaseng
INFOTIPIKOR.COM – Asosiasi Komunitas Profesi Sales Indonesia (KOMISI) menyoroti paradoks dunia kerja Indonesia. Profesi sales merupakan salah satu kelompok pekerjaan terbesar, namun justru paling sulit mendapatkan regenerasi tenaga baru.
Fenomena ini mencuat dalam peringatan Hari Sales Indonesia (Harsindo) dan HUT ke-14 KOMISI yang digelar di Hotel Savoy Homann, Bandung, Selasa (11/11/2025).
Pendiri KOMISI Dedy Budiman, M.Pd., membuka diskusi dengan pertanyaan sederhana yang membuat peserta tersenyum kecut. Ketika bertanya susah gak cari sales, semua peserta menjawab susah, lalu pertanyaan kedua siapa yang bangga menjadi sales, banyak yang mengangkat tangan. Namun saat ditanya siapa yang ingin anaknya menjadi sales, hampir semua tangan turun.
“Kalau Sales Leader saja berat hati anaknya jadi sales, apalagi orang tua yang PNS atau dokter? Banyak yang bilang, ‘Sales itu berat, cukup orang tuamu saja nak…’ Ironisnya, bapak-ibu yang sehari-hari bekerja sebagai sales pun enggan bila anaknya mengikuti jejak mereka. Padahal lowongan sales adalah yang paling banyak dan paling susah cari sales,” ujar Dedy, disambut tawa para peserta karena merasa relate.
Ia menegaskan, bahwa berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Februari 2025), kelompok Tenaga Usaha Penjualan termasuk tiga kelompok pekerjaan terbesar di Indonesia.
“Artinya kebutuhan tenaga sales sangat besar, tetapi profesi sebesar ini justru paling sulit diregenerasi,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Dedy juga menyinggung tema Bandung Sales Training Summit 2025, “Be Strong or Be Wrong: Leading Sales in The New Reality”, yang menekankan pentingnya ketangguhan mental, kepemimpinan, serta adaptasi terhadap perubahan pasar dan teknologi.
Pembina KOMISI, James Gwee, menambahkan bahwa sales modern harus lincah dan melek digital.
“Lowongan sales paling banyak, tapi generasi sekarang makin fragile. AI tidak menggantikan sales—AI menggantikan sales yang tidak mau belajar,” ujarnya.
Dalam kesempatan pelatihan ini, James juga mengenalkan istilah “Full-Tilt”, yaitu pendekatan bekerja dengan totalitas, fokus penuh, dan memberikan usaha terbaik tanpa setengah-setengah. Menurutnya, sales yang bergerak dengan prinsip Full-Tilt akan lebih siap menghadapi tekanan, lebih cepat berkembang, dan lebih mudah mencapai target.
Menurut James, profesi sales adalah salah satu motor penggerak ekonomi nasional dan menawarkan peluang pendapatan yang tinggi bagi tenaga yang kompeten.
Rangkaian kegiatan Harsindo 2025 ini merupakan lanjutan dari Rakernas KOMISI ke-13 serta konferensi pers yang sehari sebelumnya dihadiri 37 wartawan dari berbagai media lokal dan nasional. Rakernas yang diikuti 25 pengurus daerah itu menghasilkan visi baru
Ketua Umum KOMISI, Indra Hadiwijaya, menjelaskan bahwa visi ini menjadi fondasi roadmap KOMISI menuju tahun 2030, dengan semangat:
“From Sales Community for Economic Empowerment to National Movement.”
Ketua DPD KOMISI Jawa Barat, Kartikowati, menegaskan bahwa seluruh pengurus KOMISI bekerja tanpa menerima honor.
“Para pengurus, panitia, hingga pembicara nasional seperti Pak Dedy dan Pak James datang tanpa bayaran. Ini murni gerakan hati dan chemistry untuk memajukan profesi sales Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Sekar Tyas Nareswari, Koordinator Divisi Vokasi KOMISI Pusat, memaparkan bahwa vokasi adalah kunci regenerasi sales nasional.
“Kurikulum sales berbasis kompetensi yang diinisiasi KOMISI kini diterapkan di 100 SMK Pemasaran di 30 kota dengan target 1.000 siswa kelas X pada tahun 2025. Semua siswa diwajibkan mengunggah tugas dan proyek ke LinkedIn untuk membangun rekam jejak profesional sejak dini,” terangnya.
Mulai 2026, KOMISI akan memperluas kolaborasi ke perguruan tinggi melalui riset, magang terapan, dan kemitraan akademik. Program ini diperkuat dukungan Prof. Halimin Herjanto, akademisi Indonesia di Marymount University, Amerika Serikat, yang merupakan peneliti global dalam bidang personal selling, marketing, dan consumer behavior.
“Dukungan akademik ini memperkuat fondasi ilmiah bagi pengembangan ekosistem sales Indonesia,” lanjut Sekar.
Sekar juga menegaskan pentingnya peran media dalam membentuk perspektif publik.
“Sales yang kuat membuat perusahaan kuat, dan perusahaan kuat membangun kelas menengah Indonesia. Media sangat berperan dalam menyuarakan bahwa sales adalah profesi mulia yang dapat mengangkat harkat hidup keluarga Indonesia. Oleh karenanya KOMISI juga membentuk grup WA khusus dengan rekan media,” tambahnya.
Acara Harsindo 2025 turut dihadiri perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, R. Nurtafiyana, S.Pt., M.E., mewakili Gubernur Jawa Barat, serta perwakilan KADIN Jawa Barat, Radius Saputra, S.Mb., S.H., M.H., yang menyampaikan dukungan terhadap peningkatan kualitas tenaga penjualan nasional.
Perayaan ditutup dengan penghargaan guru favorit, pemotongan tumpeng HUT KOMISI ke-14, pertunjukan angklung, dan pembagian doorprize sponsor.
Melalui rangkaian Rakernas, konferensi pers, dan Bandung Sales Training Summit 2025, KOMISI menegaskan komitmennya untuk membangun profesi sales sebagai karier yang terhormat, strategis, dan berpengaruh bagi daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

