INFOTIPIKOR.COM | BOGOR – Pemilu 2019 adalah pemilu pertama yang digelar secara serentak berbarengan bersama Pemilihan Presiden.
Pemilu serentak tersebut bersamaan dengan pemilihan legislatif dan presiden, banyak menyisakan cerita yang menarik. Selain hasil perolehan suara yang menjadi tolak ukur keberhasilan partai politik, dan juga strategi pemenangan personal calon di pemilu serentak melenggang untuk menjadi anggota DPRD bagian dari keberhasilan.
Eka Wardhana politisi senior partai golkar yang juga duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bogor melakukan cara berbeda dalam mengikuti pemilu serentak.
Selain tidak punya anggaran yang besar juga pemilu serentak terjadi perubahan konstalasi politik yang menajam karena berbarengan dengan Pilpres.
Partai politik pendukung Paslon dalam Pilpres menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan, tutur pengagum Mantan Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi.
Diakuinya lima kursi DPRD Kota Bogor periode 2019-2024, yang jadi anggota DPRD, calonnya mengikuti strategi pemenangan Kang Dedi Mulyadi.
Simple dan tidak berstrategi yang bertiori, namun dengan langkah yang nyata dengan masyarakat.
Cara yang dilakukan oleh dirinya bersama calon lainnya dari partai golkar menjadi anggota DPRD Kota Bogor banyak meniru gaya Kang Dedi Mulyadi.
“Ikuti, kegiatan Kang Dedi Mulyadi, di medsos. Itu bukan pencitraan, tapi fakta yang terjadi dan dilakukan dalam memanusiakan menusia yang riil,” tegasnya.
Sudah berapa ratus orang atau ribu orang yang mengucapkan terima kasih karena kegiatan Kang Dedi Mulyadi.
Cara itu yang kami adopsi dalam kehidupan sehari-sehari selain cara lain, sehingga partai Golkar meraih lima kursi di DPRD Kota Bogor.
Diakuinya pemilu serentak merubah konstalasi kekuatan partai politik Golkar khususnya di Kota Bogor. Pada pemilu serentak diakuinya ada penurunan perolehan suara dan hanya meraih lima kursi, sebelumnya enam kursi
Eka Wardhana tanpa ragu-ragu mengatakan bahwa Kang Dedi Mulyadi, adalah guru politiknya juga sebagai penyemangat dalam kehidupan terlepas pandangan terhadap Kang Dedi Mulyadi, ada yang kontra. (Man)