Bandung | Infotipikor.com – Untuk pertama kalinya Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menggelar rapat koordinasi yang berlangsung di Gumilang Regensi Hotel sejak Rabu-Jumat, (29/06-01-07/2022).
Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Tedi Priatna, M.Ag., Wakil Rektor III, Prof. Dr. H. Ah. Fathonih, M.Ag., Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si menjadi narasumber yang dibuka oleh Pelaksana harian (Plh) Rektor, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag.
Dalam sambutannya, Prof Rosihon menyampaikan pentingnya teknologi informasi dalam rangka mensukseskan program Rektor tentang Smart Campus pada tahun 2023.
“Hadirnya teknologi menjadi sebuah keniscayaan, bahkan telah merubah perilaku dosen dalam mengajar, berkomunikasi. Untuk itu diperlukan melek tradisi, melek literasi, dengan melek teknologi kita akan maju, dilirik, dilihat orang karena kemajuan teknologi, khususnya PTIPD dapat meningkatkan kampus,” tegasnya.
Mengenai target tahun 2023 sebagai Smart Campus, “Dalam rangka mensukseskan program kampus yang cerdas itu dalam bayangan saya mudah diakses, terintegrasi dari 40 aplikasi yang bisa diakses sejak dari pendaftaran PMB, PBAK, sampai akun salam, e-Knows, absensi sangat mudah diakses. Ini menjadi penting dalam memberikan pelayanan terbaik, karena dalam sebuah hadis ketika kita memberikan manfaat kepada orang lain, maka akan dimudahkan, dibagikan sesuai janji Allah SWT,” jelasnya.
Dengan meruju pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Tedi Priatna, M.Ag., menyampaikan pentingnya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, akuntabel, pelayanan publik yang berkualitas, terpercaya, meningkatkan keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik.
“Digitalisasi di lingkungan Kemenag semakin masif dilakukan. Untuk itu, diperlukan kesadaran literasi karena selama ini yang terjadi revolusi paradigmanya belum selesai, dari transformasi ke disrupsi justru jadi masalah dan kita belum siap dengan segala kebiasaan, kesadaran budaya digital kita masih lemah mulai dari ekspedisi surat yang masih manual, kenaikan pangkat. Semuanya harus didorong, ditingkatkan yang dimulai dari Wakil Rektor 1 sampai IV,” paparnya.
Menurut Wakil Rektor III, Prof. Dr. H. Ah. Fathonih, M.Ag., upaya mewujudkan Smart Campus bisa dimulai dari pentingnya literasi digital di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. “Dalam bahasa hukum, literasi digital itu sosialisasi kegiatan, aplikasi yang digunakan di kampus. Sebagai contoh layanan beasiswa dengan mudah diakses, dipublikasikan pada website beasiswa.uinsgd.ac.id yang segala formatnya bisa mudah diketahui mahasiswa, fakultas,” tandasnya.
Bagi Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si untuk menjadikan kampus yang unggul dan kompetitif bisa dilihat dari jejak kerja samanya yang dapat dilihat di websitenya. “Komitmen kebersamaan, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk memut digitalisasi kerja sama yang dengan mudah diakses. Adanya kerapihan data MoU yang tidak hanya bertumpu pada PKS, tapi keberadaan payung hukumnya harus jelas, seperti Iran Corner yang baru hari ini dilakukan MoU antar UIN dengan Iran,” jelasnya.
Diakui Kepala PTIPD, Undang Saripudin, M.Kom., menuturkan ikhtiar mewujudkan Smart Campus, dengan mengintegrasikan 40 aplikasi yang ada di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. “Selama 3 hari kita akan membahas, melakukan evaluasi, program kerja PTIPD, dalam rangka ikut mensukseskan Smart Campus tahun 2023. Karena selam tujuh tahun baru pertama kalinya, PTIPD menyelenggarakan Rapat Koordinasi. Alhamdulillah hampir semua unsur pimpinan hadir, para Wakil Rektor hadir semua. Terimakasih atas support pimpinan dalam meningkatkan teknologi informasi sangat kuat, mendukung. Untuk itu, pada Raker ini akan dilakukan integritas dari 40 aplikasi yang sudah ada dengan membuat 12 blok dalam memberikan layanan terhadap mahasiswa,” paparnya.
Smart Campus adalah sistem layanan online yang disediakan untuk memberikan layanan akademik, kemahasiswaan, perpustakaan. Tentunya, dalam smart campus terdapat “smart class” yang dilengkapi dengan smart board dan LED untuk presentasi materi pembelajaran, “smart library” yang menghadirkan proses peminjaman literatur tercatat secara digital dan bisa mengakses ratusan ribu e-book, termasuk di Perpustakaan Nasional.
(Indra Jaya)