INFOTIPIKOR COM – Dalam rangka memastikan kualitas dan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM), liquefied petroleum gas (LPG) serta beras bagi masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri, Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan serangkaian pengawasan dan pemantauan di berbagai sektor.
Pengawasan dilakukan terhadap alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pemantauan terhadap Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPBE) serta ketersediaan beras di gudang Bulog.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat terkait ketersediaan, dan kualitas komoditas yang dibutuhkan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Pengawasan yang dilakukan pada Kamis (6/3/2025) ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Sleman, Susmiarto, dan didukung oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman serta TPID Provinsi DIY.
Salah satu lokasi yang menjadi sasaran pengawasan adalah SPBU 44.555.04 di Jalan Magelang Km 15, Ngangkruk, Caturharjo, Sleman, guna memastikan bahwa alat ukur yang digunakan sesuai standar dan memberikan takaran yang tepat bagi konsumen.
Selain itu, pengawasan juga dilakukan di SPPBE PT. Jatirata Mitra Mulya, Jalan Magelang Km 15,2, Medari, Sleman, untuk memastikan kelancaran distribusi LPG. Dalam pemantauan tersebut, dijelaskan bahwa alur distribusi LPG dari Pertamina ke SPBE berjalan normal, dengan proses pengemasan dan distribusi ke masyarakat dilakukan sesuai standar keamanan yang ditetapkan.
“Kami memastikan stok LPG cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri,” ujar Susmiarto.
Kabupaten Sleman mendapat alokasi 15.891.667 tabung LPG untuk tahun 2025, dengan alokasi 1.227.000 tabung pada bulan Maret 2025 guna mendukung kebutuhan masyarakat menghadapi bulan suci.
Selain itu, pemantauan juga mencakup aspek keamanan tabung LPG, mulai dari pengecekan kualitas hingga proses sortir bagi tabung yang bocor atau kedaluwarsa, sehingga masyarakat mendapatkan LPG yang aman dan berkualitas.
Di sektor BBM, Pemkab Sleman juga melakukan pengawasan terhadap 10 SPBU yang berada di jalur strategis arus mudik, seperti jalur utama Yogyakarta-Magelang, Yogyakarta-Wates, Yogyakarta-Klaten, serta jalur alternatif di wilayah Turi, Pakem, Cangkringan, dan Prambanan. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat serta ketepatan ukuran takaran BBM yang dijual di SPBU, terutama untuk mengantisipasi atus mudik dan libur hari raya Idul Fitri.
“Kami ingin memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa kualitas dan kuantitas BBM yang mereka beli sudah sesuai standar. Oleh karena itu, pengawasan ini akan terus kami lakukan demi melindungi hak konsumen,” tambahnya.
Selain BBM dan LPG, Pemkab Sleman juga melakukan pemantauan ketersediaan beras bersama Perum Bulog Kanwil Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh, stok beras di Bulog Yogyakarta saat ini mencapai 19.500 ton, dengan gudang terbesar berada di Purwomartani, Kalasan, Sleman, yang menyimpan 11.500 ton.
Menurut Suudi Mut’im, Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Yogyakarta, distribusi beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dimulai sejak 3 Maret 2025, dengan kuota distribusi untuk wilayah Yogyakarta mencapai 11.500 ton.
“Harga beras di Bulog ditetapkan sebesar Rp11.000 per kilogram, sedangkan untuk operasi pasar melalui Pos Indonesia sebesar Rp12.000 per kilogram. Sementara itu, harga di luar skema tersebut mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu Rp14.500 per kilogram,” jelas Suudi Mut’im.
Dengan ketersediaan stok yang mencukupi, pemerintah memastikan bahwa kebutuhan pangan masyarakat selama Ramadan dan Idul fitri dapat terpenuhi dengan baik. Pengawasan dan pemantauan ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat, memastikan distribusi yang lancar, serta menjaga stabilitas harga di pasaran.” tuturnya. (Ari Wu)