Infotipikor.com,Budaya,Oleh : Dr.Dewi Cahyawati Abdullah,MM (Penasehat Kerukunan Keluarga Sulawesi Tengah) – Sabtu,18 Maret 2023,Kelahiran seorang anak merupakan suatu anugerah terindah dan tak terbilai dari Allah SWT,bagi kedua orang tua,yang patut disyukuri dan penuh kebahagiaan.
Untuk mewujudkan rasa syukur atas kehadiran anak bagi kedua orang tua dan seluruh keluarga,sesuai tradisi sering dilaksanakan do’a syukuran dan penyembelihan hewan kurban yang dikenal dengan “Aqiqah.”
Dilingkungan masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah,dikenal sebuah prosesi adat yang dilaksanakan mulai dari masa kehamilan hingga bayi menjadi tumbuh dewasa,yang dinamankan “Nompoa Bulua.”
Adapun prosesi acara kelahiran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Masa kehamilan 7 bulan dilaksanakan prosesi yang disebut “Nolama” atau “Nolengga,” maknanya untuk mendo’akan agar bayi lahir dalam kondisi sehat dan sempurna,serta proses kelahiran berjalan lancar.
2. Setelah bayi lahir wajib di adzankan.
3. Dilanjutkan dengan prosesi ” Nosoviraka Ritoya,” yakni sang bayi digendong dan diayunkan oleh kedua orang tuanya untuk yang pertama kali.
Adapun perangkat adat yang sering digunakan :
* Kaluku ni Santo, (Kelapa kuning yang dilubangi),untuk tempat penyimpanan potongan rambut yang selesai digunting.
* Daun Siranidi, maknanya agar kelak menjadi anak yang sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupannya.
* Patoko, Sejenis tanaman yang sangat banyak terdapat diberbagai tempat,dan akarnya sangat kuat,maknanya agar bayi diharapkan dapat tumbuh menjadi manusia yang tegar,dan selalu menjaga silaturahmi.
* Parfum, Digunakan sebagai simbol agar bayi kelak dapat mengharumkan dan membanggakan keluarga dan agama,sehingga diharapkan membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat.
* Beras Kuning, yang akan ditaburkan pada saat bayi mengikuti prosesi gunting rambut.Hal ini dapat dimaknai agar kelak bayi tumbuh sejahtera penuh berkah dalam melanjutkan kehidupannya di tengah masyarakat.
* Poindo Copo, atau lilin,hal ini dimaknai agar kelak bayi dapat menjadi teladan dan bisa menaungi orang di sekitarnya.
* Kue Panganan Tradisional yang berjumlah 7 macam,terdiri dari berbagai citarasa,ada asin,manis,yang bermakna kelak bayi tumbuh menjadi orang yang pandai mensyukuri seluruh nikmat dan kebahagiaan.
* Jajaka (Zakat) yang terdiri dari beras,uang,gula merah,benang, seperangkat sirih,pinang.Diharapkan kelak bayi menjadi orang yang suka berbagi dan bersedekah.
* Pae Pulu (Ketan) salama yang di atur di atas dulang,terdiri dari,ketan kuning,dibagian atasnya ada telur,dimaknai dapat membawa kesejahteraan.
* Pisang Jenis Dano,di masyarakat Kaili,dimaknai agar kelak hidup sang bayi dapat menjadi seperti sifat pisang sekali ditanam akan beranak pinak.
Setelah rangkaian acaranya rampung dilaksanakan,sebagai penutup,dibacakan do’a selamat yang dipimpin oleh seorang tokoh agama.
Demikian acara Mompoa Bulua dalam tradisi masyarakat Kaili.
Penulis | Editor : Herman.M