INFOTIPIKOR.COM | KOTA BANDUNG – Penerapan PCR di Terminal Cicaheum belum dimulai, namun sejumlah persiapan telah dilakukan untuk memulainya.
Hingga kini, untuk menggunakan bus di Terminal Cicaheum masih tetap menggunakan cara sebelumnya yaitu sertifikat vaksin dosis pertama dan swab antigen.
“Peraturan keputusan Menterinya masih kami dalami terlebih dahulu, jadi untuk sementara yaitu tadi, antigen dan vaksin dosis pertama,” kata Kepala Terminal Cicaheum, Roni Hermanto saat diwawancarai awak media infotopikor.com, Selasa (02/11/2021).
Menurut Roni, terkait penerapan PCR ini tentunya harus disosialisasikan terlebih dahulu. Hal ini agar masyarakat yang akan menggunakan bus dari Terminal Cicaheum paham dengan aturan pemerintah tersebut.
Hal senada dikatakan Kepala Terminal Leuwi Panjang, Asep Hidayat. Menurutnya, terkait penerapan PCR masih menunggu hasil rapat.
Selama ini, kata Asep, untuk penerapan PCR ini adalah jarak perjalanan di atas 250 Km. Sementara untuk yang di bawah 250 Km, para penumpang bus masih menggunakan swab antigen di Terminal Leuwi Panjang.
“Setahu saya yang PCR ini pun biasanya yang waktu perjalanannya di atas 4 jam,” katanya.
Sementara itu, untuk di Terminal Leuwi Panjang kata Asep, sosialisasi bagi para calon penumpang terus dilakukan. Di antaranya adalah dengan memberi tahu penumpang untuk menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. Aplikasi tersebut bisa digunakan saat memasuki Terminal.
“Jadi, ini yang masih berlaku di Terminal Leuwi Panjang, sementara PCR belum. Kami masih belum ada arahan dari pusat, khususnya dari Kementerian Perhubungan RI. Bahkan, yang saya dengar untuk angkutan udara pun kebijakannya sekarang hanya memakai antigen. Namun itu baru rumor,” ucapnya.
Salah seorang penumpang Terminal Cicaheum, Ape (34) mengaku keberatan apabila nantinya ada kebijakan PCR ini.
Menurut Ape, tarif bus saja tidak sampai semahal tarif PCR yang kini senilai Rp.275.000.
“Kan saya sudah divaksin kenapa gak cukup pakai aplikasi untuk vaksin saja,” pangkasnya.(B.Triyanto)