INFOTIPIKOR.COM | KOTA BANDUNG – Jawa Barat (Jabar) menjadi wilayah terbesar yang harus mengejar angka realisasi target vaksinasi Covid-19. Bila target yang disarankan untuk membentuk Herd Immunity (kekebalan kelompok) adalah 80 persen penduduk, maka jumlah warga yang harus divaksin adalah sekira 33,5 juta jiwa.
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, menyebut, dengan target tersebut maka Jabar membutuhkan 33,5 juta dosis untuk vaksin pertama. Bila satu orang harus mendapat dua kali dosis, maka Jabar membutuhkan 75 dosis. Sementara hingga saat ini, Jabar baru menerima delapan juta dosis dari pemerinrah pusat.
“Kan sekarang beritanya Jawa Barat terendah dalam realisasi vaksin. Nah terus saya sampaikan bahwa Jawa barat penduduknya banyak 50 juta jiwa, kalau divaksin sesuai dengan harapan sekitar 80 persen, berarti kami membutuhkan vaksin pertama 33,5 juta dikali dua, berati sekitar 75 juta vaksin yang dibutuhkan Jawa Barat, kalau mengacu pada kesempurnaan yaitu 80 persen,” ungkap Pak Uu– sapaan Wagub Jabar.
“Sementara vaksin yang kami terima baru delapan juta dosis, dan yang delapan juta ini sudah disebar ke bupati/ walikota, ke 27 kota kabupaten,” tambah Dia.
Pun saat ini Pemda Jabar gencar mengadakan sentra vaksinasi di hampir setiap kota/ kabupaten di Jabar. Belum lagi, kegiatan vaksinasi juga mulai dilaksanan di tingkat pemerintah desa/ kelurahan.
“Jadi kalau memang di bandingkan dengan provinsi- provinsi lain yang jumlah penduduknya tidak sebanyak Jawa Barat ya bisa saja kita terendah,” katanya.
Maka menurut Pak Uu, sebagain besar warga Jabar telah divaksin. Ia pun optimis target Herd Immunity dapat dicapai di bulan Desember, atau akhir tahun ini.
“Pak Panglima TNI dan pak Kapolri waktu kunjungan ke Jawa Barat dia bilang akan membantu penyelenggaraan vaksin di Jawa Barat setelah selesai vaksin di DKI Jakarta. Vaksin DKI Jakarta katanya selesai akhir bulan Juni ini, jadi nanti nakes dan lainnya akan dibantu. Jadi kami optikis akan sesuai apanyang diharapkan,” tutur Pak Uu.
Tak lupa, Pak Uu juga mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut divaksin. “Sekaligus saya minta kebersamaan dari masyarakat supaya kita tidak daerah terendah target vaksin mari kita laksanakan vaksinasi,” ucapnya.
“Jadi intinya Jawa barat tidak terendah kalau dilihatnya jumlah Karena penduduknya banyak. Jabar optimis karena gerakan lebih banyak termasuk nakesnya diberi bantuan tenaga dan sebagainya,” sambung dia.
“Pada prinsipnya divaksin itu hak bagi masyarakat tapi pemerintah mendorong untuk divaksin demi kemaslahtan bersama, untuk kemanfaatan bersama,” tambahnya.
Pak Uu juga menceritakan pengalamannya terpapar covid-19 saat sudah divaksin. Bahwa karena sudah divaksin, dirinya terpapar covid-19 dengan gejala ringan saja. Pun gejalanya hanya dirasakan sekitar lima hari saja.
“Saya pernah divaksin dua kali kemudian saya kena (Covid-19), tetapi saya tidak lama, lima hari juga pulih kembali, kata dokter, kenapa pak Uu cepat pulih kembali? karena pak Uu sudah divaksin. Kalau tidak diawali sudah divaksin dua kali tidak menutup kemungkinan pak Uu akan lebih dari lima hari,” ungkap sosok Panglima santri Jabar.
Sekali lagi Pak Uu menekankan agar warga Jabar segera divaksin. Adapun kepada kelompok tertentu yang kerap kali menakut- nakuti untuk divaksin lebih baik berhenti, karena itu salah satu bentuk kedzoliman, karena membahayakan masyarakat secara luas.
(Redaksi)