Infotipikor, Nasional – Anak pertama dari pasangan Oloan Herlin Simarmata, SH gelar Opung Reineer Parlindungan Doli & Rusli Aminah boru Pasaribu gelar Opung Reineer Parlindungan Boru (alm) lahir di RS Elisabeth Medan pada malam Natal 24 Desember 1962.
Sebagai cucu pertama dari Opung Somuntul Bunga Jalan Pasaribu gelar Tuan Sariburaja (alm) & Opung Tamelan boru Baho (alm), kelahiran pahompunya itu disambut dengan sukacita. Karena tidak memiliki anak lelaki, Opung Sariburaja menggunakan nama pahompunya itu sebagai gelar barunya yaitu Opung Mercedes Doli.
Dijaman itu, Sariburaja termasuk politikus sekaligus pengusaha bis yang sukses. Mempunyai sekitar 60 bis bermerk Sariburaja dan semuanya berjenis Mercedes Benz. Ungkapan kebahagiaan Opung Sariburaja itu diabadikan menjadi nama pahompunya yang pertama itu yaitu Mercedes.
Barce Mercedes Simarmata tumbuh dan berkembang dibawah pengasuhan keluarga besar dari pihak Simarmata dan Pasaribu & Naibaho. Berlimpah kasih sayang dari keluarga dan tinggal di rumah Opung Sariburaja yang sangat besar di daerah Padang bulan Medan, membentuk pribadi Barce Mercedes menjadi anak yang diistilahkan sekarang ini adalah anak yang “TAU BERES”. Barce tidak pernah kena hardikan siapapun karena punya banyak pelindung dan pengasuh.
Bagi ibunya Rusli Aminah boru Pasaribu (alm), Barce inilah tumpuan harapannya, kebanggaannya, dan akan menjadi tempat bernaungnya dihari tua karena Rusli Aminah boru Pasaribu (alm) tidak mempunyai saudara kandung laki laki.
Semua keinginan Barce selalu diupayakan terpenuhi oleh ayah ibunya. Sesuai tradisi adat Batak, setiap ibu menginginkan anak lelaki pertamanya menikah dengan boru tulangnya, supaya dihari tuanya, saat sang orangtua akan tinggal bersama anak lelaki pertamanya yang beristrikan boru tulangnya, pastilah akan merawat mertuanya yang merupakan amang boru & namborunya dengan tulus hati. Hal itulah yang menjadi harapan Rusli Aminah boru Pasaribu (alm) terhadap Barce Mercedes Simarmata.
Sejak lahir hingga usia 8 tahun, kebutuhan Barce dibiayai penuh oleh Opung Somuntul Bunga Jalan Pasaribu gelar Tuan Sariburaja (alm) & Opung Tamelan boru Baho (alm). Hal itulah yang memberikan keyakinan dihati Rusli Aminah boru Pasaribu (alm), anak lelaki pertamanya Barce akan memperistrikan boru tulangnya marga Pasaribu sebagai wujud baktinya sesuai adat Batak ke opungnya dan ibunya, walaupun tanpa disuruh suruh oleh ayah ibunya.
Barce si anak emas keluarga itu berhasil meraih gelar Insinyur dari ITB. Opungnya, ayah ibunya dan seluruh keluarga besar sangat berbahagia. Saat itu ayahnya Oloan Herlin Simarmata bertugas sebagai Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kupang NTT.
Walaupun si anak kebanggannya itu sudah meraih gelar Insinyur, sang ibu Rusli Aminah boru Pasaribu tetap berupaya menyiapkan yang terbaik bagi masa depan anaknya Barce Mercedes Simarmata. Pekerjaan yang pas pun di carikan untuk Barce dan diterima di PAM DKI Jakarta.
Tinggal satu lagi tugas sang ibu, yaitu menikahkan anak pertamanya itu. Sebagai orangtua, Oloan Herlin Simarmata, SH & Rusli Aminah boru Pasaribu (alm) mendidik anak sulungnya itu dengan cara yang sangat demokratis, sesuai dengan perkembangan zaman. Ayah ibunya dengan sangat yakin bahwa anak sulungnya itu bisa memahami keinginan ibunya dan opung Sariburaja agar beristrikan boru tulangnya marga Pasaribu.
Ternyata Barce memilih jodohnya perempuan dari daerah lain yang sangat berbeda dengan suku Batak. Ibunya tidak pernah marah, melarang ataupun memaksakan sesuatu kepada anaknya Barce. Berita yang disampaikan Barce bahwa calon istrinya bukan boru Pasaribu sangat menghancurkan hatinya, mengakibatkan selama berbulan bulan sang ibu mengalami depresi bahkan pernah tanpa sadar keluar rumah DALAM KEADAAN TELANJANG. Keadaan itu dirahasiakan Oloan Herlin Simarmata, SH karena tidak ingin anaknya Barce terluka hatinya akibat putus cinta. Dengan perawatan dokter secara intensif, sang ibu Rusli Aminah boru Pasaribu bisa kembali normal dan berupaya menerima kenyataan bahwa parumaennya bukanlah boru Pasaribu.
Kesedihan sang ibu semakin bertambah – tambah karena setelah menikah, Barce si anak kebanggaannya itu tak mampu berperan menjadi pelindung dan pemimpin bagi adik adiknya. Barce hanya sibuk dengan keluarganya. Padahal bagi orang Batak, setelah menikan, maka anak lelaki pertamalah yang bertanggung jawab dan menjadi tumpuan panutan adik – adik nya sebagai penerus orang tuanya.
Inilah yang menjadi luka bathin Rusli Aminah boru Pasaribu sampai akhir hayatnya karena parumaen pertamanya bukan dari boru Pasaribu sehingga tak mempunyai rasa tanggung jawab kepada adik adiknya sebagaimana yang diterapkan di suku Batak.