Penulis : Moh Fharsi
Editor : Herman Makuaseng
INFOTIPIKOR.COM – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buol terhadap kondisi kesehatan masyarakat nampaknya tidak main-main. Dalam kurun waktu tahun 2025 berbagai program kesehatan kini telah digalakkan dihampir seluruh wilayah Kabupaten Buol, mulai dari pembangunan infrastruktur Laboratorium Kesehatan (Labkes) hingga progam penanganan teknis dan bantuan.
Terbaru, Pemkab Buol menggelar rapat untuk mempersiapkan imunisasi bagi anak sekolah melalui program BIAS. Program BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah, sebuah program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan imunisasi lanjutan kepada anak-anak usia sekolah dasar (SD) dan sederajat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak-anak terhadap penyakit menular seperti campak, rubella, difteri, tetanus, dan kanker serviks yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Dadang, S.H, M.H, memimpin langsung rapat persiapan pelaksanaan BIAS yang digelar di ruang rapat Sekda lantai III Kantor Bupati Buol pada Jumat (25/7).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam rangka menyukseskan program imunisasi bagi anak usia sekolah di wilayah Kabupaten Buol.
Dalam paparannya, Sekda menekankan bahwa tantangan utama dalam pelaksanaan program BIAS adalah kurangnya sosialisasi. Hal ini berdampak pada rendahnya pemahaman masyarakat, munculnya isu negatif serta kesulitan menjangkau anak-anak yang tidak terdaftar di sekolah formal.
“Solusinya adalah keterlibatan aktif seluruh instansi terkait dalam kegiatan sosialisasi, pemanfaatan media sosial serta jejaring komunikasi masyarakat, dan peluncuran program secara terbuka,” ujar Sekda.
Ia juga menekankan pentingnya sinkronisasi dan validasi data antar instansi seperti Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan. Agar pelaksanaan imunisasi lebih tepat sasaran serta mendorong agar pemerintah daerah memanfaatkan kegiatan rutin masyarakat, seperti Car Free Day (CFD) setiap hari Minggu, sebagai sarana menyampaikan informasi BIAS kepada masyarakat luas.
“Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh koordinasi yang kuat, sosialisasi yang luas, dan data yang akurat,” tegasnya.
Senada dengan Sekda, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Buol, H. Arianto S. Panambang, M.AP, mengungkapkan bahwa sejumlah tantangan masih membayangi pelaksanaan BIAS.
Menurutnya, strategi yang saat ini dijalankan antara lain peningkatan sosialisasi kepada orang tua, guru, dan tokoh masyarakat serta validasi data lintas sektor.
“Keberhasilan BIAS hanya bisa dicapai melalui kerja sama semua pihak, sebagai langkah nyata menuju generasi emas 2025,” tutur dr. Arianto.
Perwakilan dari Kementerian Agama, Mashuri M. Pake, SH., MH, turut mengingatkan pentingnya mendapatkan persetujuan tertulis dari orang tua sebelum pelaksanaan imunisasi di madrasah. Ia mengacu pada pengalamannya saat menjabat sebagai kepala madrasah.
Sementara itu, pengelola imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Buol, Rustam, memastikan bahwa pelaksanaan imunisasi akan mengikuti pedoman nasional, termasuk penggunaan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK), sebagai sistem pelaporan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Turut hadir dalam rapat tersebut sejumlah pejabat daerah, di antaranya Nurlela, S.H. (Staf Ahli Hukum dan Politik Setda Buol), Dra. Ikhlasiani (Staf Ahli Pemerintahan dan Kemasyarakatan Setda Buol), dan Rahmawati, S.KM (Pj. Imunisasi Dinkes Buol.