Penulis : Abdi Pernando
Editor : Herman Makuaseng
INFOTIPIKOR.COM – Hal ini disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam pelantikkan dan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama ( PTNU) Wilayah Jawa Barat periode 2025–2027.
“Ketika nanti kalian menjadi pemimpin, kalian harus memegang kaidah-kaidah ushul fiqih. Prinsip-prinsip keadilan, maslahat, dan hikmah harus menjadi dasar dalam setiap kebijakan,” ujar Erwin di Aula Pascasarjana Uninus, Sabtu 26 Juli 2025.
Ia mengungkapkan, ada lima nilai dasar yang harus dimiliki oleh generasi muda agar sukses, yakni kekuatan spiritual (Al-Waqf Ad-Dini), kecintaan terhadap ilmu (Al-Wahyu Al-Ilmi), cinta tanah air dan almamater (Al-Wahdah Al-Wathaniyyah), kemampuan bersosialisasi (Al-Wahyu Al-Ijtima’i), serta jiwa kepemimpinan dan organisasi (Al-Wahyu Al-Izhami).
“Saya bangga melihat potensi besar kalian. Saya yakin kalian adalah calon pemimpin bangsa yang tangguh secara akademik, sosial, dan spiritual,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Erwin juga membuka ruang dialog dan kolaborasi antara mahasiswa dan Pemerintah Kota Bandung.
Ia mempersilakan pengurus BEM untuk berdiskusi langsung dengannya menyampaikan aspirasi atau merancang program kerja yang dapat disinergikan dengan kebijakan pemerintah kota.
“Silakan ajukan audiensi dengan saya. Apa pun aspirasi dan program kalian, ayo kita diskusikan. Pemerintah Kota Bandung siap mendukung selama itu untuk kebaikan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, dalam sambutannya menyoroti pentingnya inklusivitas dalam dunia pendidikan tinggi.
Ia menyampaikan, negara tidak cukup hanya memberikan kesamaan kesempatan, tetapi juga harus menjamin kesamaan akses, terutama bagi masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), penyandang disabilitas, serta kelompok marjinal lainnya.
“Inklusivitas pendidikan bukan sekadar membuka pintu selebar-lebarnya, tetapi juga memastikan kampus aman, kondusif, dan tetap menjaga standar mutu,” tegasnya.
Ia memastikan, masa depan bangsa tidak bisa dibangun oleh satu kelompok saja, melainkan oleh seluruh anak bangsa yang diberi hak dan akses pendidikan secara adil.
Karena itu, ia mendorong agar seluruh civitas akademika NU, termasuk BEM PTNU, menjadi motor penggerak perubahan dalam sistem pendidikan.
“Sudah saatnya NU menjadi pemimpin transformasi pendidikan di Indonesia. Mari belajar dari praktik terbaik kampus-kampus unggulan dunia dan melahirkan inovasi yang membanggakan,” tuturnya.