Penulis : Ari Wu
Editor : Herman Makuaseng
INFOTIPIKOR.COM – Supriadi, ketua panitia menyampaikan, bahwa momen peringatan Tahun Baru Hijriah 1447 H di Pesantren Ma’rifatullah, Banaran. Ijinkan saya mewakili panitia pelaksana dan pengurus Yayasan Kiwari, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu sekakian. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyambutan maupun jalannya acara, baik dari sajian hingga teknis lainnya.
Menurut Supriadi, momentum tahun baru Hijriah ini bukan sekadar perayaan tetapi perenungan. Semoga materi yang akan disampaikan oleh K.H. Habibullah bisa memberi pencerahan dan dorongan spiritual bagi kita semua.
” Kami juga mohon do’a restu agar amanah pengelolaan pesantren dan panti lansia yang kami rintis, dapat berjalan dengan istiqomah dan penuh manfaat. Saat ini, kami tengah mengembangkan lahan pangan halalan thayyiban di Desa Sendangmulyo, sekitar 6.600 m² di sebelah barat lokasi ini.
Sekali lagi, terima kasih atas kehadiran dan partisipasinya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” ujarnya
Selanjutnya, Budi Susanto selaku Lurah Sendangmulyo Minggir Sleman, Yogyakarta menuturkan,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat sehat sehingga bisa berkumpul di Pesantren Ma’rifatullah, Banaran, dalam acara yang mulia ini.
” Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Kiwari atas undangan dan sambutan hangatnya. Semoga acara ini membawa manfaat dan keberkahan serta memperkuat sinergi antara masyarakat dan lembaga pendidikan keagamaan, dan kami sangat mendukung sekali dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh yayasan Kiwari, semoga dilancarkan semuanya,” ungkapnya.
H. Kasturi, menuturkan, segala puji bagi Allah, shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW. Izinkan saya menyampaikan tiga kisah nyata yang dapat menjadi inspirasi bagi kita dan anak-anak dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual:
“1. Atlet Voli Nasional (Megawati): Seorang gadis yang sejak kecil membantu ibunya jualan sayur. Kini, di usia 24 tahun, ia menjadi atlet voli profesional dengan penghasilan miliaran, bahkan dikontrak klub Turki. Ini buah dari kerja keras dan keteguhan hati.
2. Mohammad Tabrani: Seorang wartawan dari Surabaya yang mencetuskan nama “Bahasa Indonesia” jauh sebelum Sumpah Pemuda 1928. Walaupun bukan pejabat atau orang kaya, idenya mengubah arah sejarah bangsa.
3. Pendiri Desa Bahasa: Dahulu hanya seorang penjual aksesoris di Borobudur. Kini ia mendirikan Desa Bahasa yang melatih anak-anak tidak mampu agar mahir berbahasa Inggris. Banyak yang telah sukses berkat usaha ini,” tutur KH.Kasturi.
Lanjut, KH. kasturi menjelaskan, dari sini kita belajar, bahwa latar belakang bukan penentu masa depan. Yang penting adalah semangat, karakter, dan keinginan untuk terus berkembang. Anak-anak kita bisa menjadi penulis hebat, pendakwah, atau pemimpin, asal diberi ruang dan didampingi dengan kasih sayang.
Kemudian, Dr. Yusuf Langke, tokoh pendeta menyampaikan, selamat pagi dan salam sejahtera. Saya bersyukur dapat hadir di tengah keluarga besar Yayasan Kiwari, para tokoh masyarakat, santri, dan orang tua. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang dimulai dari tiga titik utama: rumah, sekolah, dan lingkungan.
” Anak-anak yang tidak mendapat keteladanan di rumah seringkali mencari panutan dari lingkungan baik atau buruk. Maka peran pondok pesantren seperti yang dijalankan Yayasan Kiwari menjadi sangat penting, bukan hanya untuk mengajar, tapi membentuk karakter dan moral.
Saya sangat mendukung pendekatan pendidikan di sini, yang tak hanya fokus pada materi, tapi juga menekankan keteladanan, adab, dan nilai-nilai kehidupan,” jelasnya.
K.H. Habibullah, dalam ceramahnya, membeberkan, hari ini kita berkumpul di momen istimewa: 10 Muharram, atau yang dikenal sebagai hari asyura. Dalam sejarah Islam, hari ini adalah hari kemenangan Nabi Musa atas Firaun. Sebuah simbol perjuangan dan pertolongan dari Allah. Rasulullah SAW pun menganjurkan umatnya untuk berpuasa sebagai bentuk syukur atas peristiwa tersebut.
Saudaraku, mari kita renungkan tiga pesan penting:
1. Wakaf & Amal Jariah: Amal yang terus mengalir pahalanya meski kita telah meninggal. Membangun masjid, pondok pesantren, atau berbagi ilmu adalah bekal sejati menuju akhirat.
2. Godaan Setan: Setan menggoda dari berbagai arah—melalui teknologi, gaya hidup, bahkan lewat ibadah yang tidak ikhlas. Maka perkuatlah diri dengan doa dan dzikir agar tidak terjerumus.
3. Do’a & Istiqomah: Di awal tahun ini, mari perbanyak doa. Doa bukan harus dari Rasulullah, tapi boleh kita karang sendiri. Tiga inti doa yang saya ajarkan adalah:
– Mohon perlindungan dari setan dan godaannya.
– Mohon kekuatan untuk istiqomah di jalan Allah.
– Mohon agar diberi kelapangan hati dalam berbuat kebaikan.
” _Ojo mung semangat neng ngarep, tapi kudu kuat nganti tekan pungkasan. Urip kuwi ujiannya akeh, nanging sing istiqomah bakal ditulung Gusti Allah._ ”
Mari kita buka tahun 1447 Hijriyah ini dengan niat memperbanyak amal kebaikan dan wakaf. Semoga semua yang kita usahakan menjadi amal jariah yang terus mengalir hingga akhirat ditutup dengan do’a,” tutup KH.Habibullah.