Infotipikor.com,Bandung – India memiliki Taj Mahal sebagai wujud rasa cinta Raja Shah Jahan kepada almarhum istrinya yang bernama Mumtaz Mahal. UIN Sunan Gunung Djati memiliki Masjid dan Taman Cinta Masjid yang dibangun Rektor Prof. Mahmud, M.Si yang memiliki tujuan untuk mengajak Jemaah cinta dengan masjid dan senang merawat ekosistem. Tentu saja hal ini sejalan dengan satu materi yang kami ajarkan kepada mahasiswa di jurusan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yaitu ekosistem.
Sebagai seorang dosen Biologi, saya melihat Taman Cinta Masjid yang memiliki berbagai macam spesies tanaman ini,juga dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium untuk memahami interaksi antar organisme yang kita sebut sebagai ekosistem. Kita dapat membawa para mahasiswa ke tempat ini,dan memberikan contohnya langsung kepada mereka.
Tanaman yang berada di atas danau merupakan mesin alami penyerap karbondioksida dari udara untuk diubah menjadi oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup, khususnya makhluk hidup yang berada di lingkungan kampus II. Danau yang menambah keindahan kampus ini selain berfungsi untuk menampung air hujan dan tempat hidup berbagai makhluk hidup seperti ikan, juga sebagai tempat untuk mempelajari proses-proses biogeokimia.
Saat para mahasiswa memberikan pakan ikan kita dapat menjelaskan mengenai proses pencernaan makanan yang menghasilkan amoniak yang dieksresikan oleh ikan ke dalam danau. Amoniak ini akan diubah oleh bakteri di dalam danau menjadi nitrit dan nitrat dan sebaliknya.
Di dalam danau itu sendiri terdapat berbagai macam mikroba seperti bakteri, khamir dan kapang yang berfungsi sebagai pakan alami ikan. Ikan itu sendiri melakukan proses metabolisme berbagai makhluk hidup berupa karbondioksida akan kembali diserap oleh tanaman dan pada akhirnya menjadi siklus yang terus berlanjut. Tentu saja kita dapat mengambil contoh yang lainnya.
Danau di Taman Cinta Masjid jumlanya ada dua, saat saya ke sana, di dalam kedua danau tersebut terdapat berbagai jenis ikan yang berwarna indah dengan berbagai ukuran. Ikan ini bukan hanya ada di danau, tapi ada juga di atas danau tepatnya di selokan depan Taman Cinta Masjid. Di sini juga terdapat rak yang berisi pakan ikan dan kotak infak, dimana mahasiswa dapat membeli pakan ikan seharga lima ribu rupiah tersebut dan memasukan uangnya ke dalam kotak infak yang tidak diawasi. Sehingga selain belajar ekosistem, mahasiswa di sini juga diajarkan untuk bersikap dermawan terhadap makhluk hidup lain dan juga jujur.
Tempat ini juga tenang dan nyaman bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas atau melepaskan penat dari tugas dan kegiatan yang padat. Hal ini diharapkan melatih budaya akademik yang memadukan lahir dan batin yang mampu melahirkan distingsi masjid sebagai pusat peradaban Islam.
Di sekitar danau terdapat spot-spot yang instagramable juga, ada lampu yang berbentuk hati, yang cantik banget apalagi saat di malam hari, batu-batuan yang dapat digunakan untuk duduk dan foto serta ada pepohonan yang rindang yang bikin saya betah banget untuk duduk di taman ini.
Di sekitaran masjid ini juga terdapat spot yang nyaman banget digunakan untuk sekedar jalan kaki, jadi masjid di sini bukan hanya digunakan untuk ibadah, tapi juga tempat yang nyaman untuk memenuhi urusan lahir dan batin yang mudah-mudahan dapat menjadi jalan untuk mencetak generasi penerus islam yang juara lahir batin.
Di tempat ini juga terdapat angsa yang selalu berjalan bersama-sama kemanapun; dimana saya dikejar salah satu angsa dan hampir dipatuk karena posisi saya yang terlalu dekat saat mengambil foto masjid. Berbicara tentang Angsa, Angsa memiliki sifat sangat setia, memiliki rasa menjaga territorial atau wilayahnya sangat tinggi sehingga sering juga disebut “satpam penjaga” yang mirip dengan Anjing. Sehingga bagi kita umat muslim, tepat rasanya menyimpan kedua hewan ini di depan area ibadah dan taman kita yaitu Masjid Kampus II dan Taman Cinta Masjid agar bisa menjaga tempat ini dari tangan-tangan jahil.
Selain itu angsa juga sering dijadikan symbol cinta dan kesetiaan, sehingga makin melengkapi kata cinta yang disematkan pada taman ini dalam arti sebenarnya.
Last but not Least, Saya sih setuju dengan uangkapan kalo cinta itu harus diungkapkan dan pengungkapan cinta para pimpinan UIN Sunan Gunung Djati kepada seluruh civitas akademika ini buat saya sih unik ya, ga biasa tapi bukankah cinta itu memang harus ditunjukkan dengan cara yang unik?
Anggita Rahmi Hafsari, M.Si, Dosen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
(Indra Jaya)