Bandung | Infotipikor.com – Wakil Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H Rosihon Anwar MAg CHS, melantik 122 wisuda mahasantri Ma’had Al-Jami’ah pada Haflah Takhrij bertajuk Manifestasi Ulul Albab, Pembela Agama, Pembangun Bangsa, Al-Fatih Generation yang dilakukan secara hybrid, Selasa (19/07/2022).
Prosesi pengalungan medali dan pemberian sertifikat langsung diberikan oleh Wakil Rektor kepada perwakilan tiga mahasantri putra (Muhammad Ilham Ramadhan, Muhammad Siddiq Abdillah, Fattah Fadhila Abdulkhair kategori Mumtaz) dan putri (Sheila Mafaizah, Annisa Rahmawaty, Wini Rahayu kategori Mumtaz), yang hadir secara langsung di Gedung Abdjan Soelaeman.
Wakil Rekor terus berkomitmen untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat menciptakan lulusan yang unggul dan kompetitif. Dengan mencetak generasi Ulul Albab yang senantiasa melakukan ta’abbud, tafakkur, tadabbur, tadzakku’l dan tawadhu’.
Generasi ulul albab merupakan cendekiawan muslim yang mengerahkan secara optimal semua potensi intelektual yang dimiliki untuk mencari, mengembangkan ilmu pengetahuan, berijtihad dalam rangka memahami ayat-ayat Allah SWT baik yang qauliyah maupun kauniyah.
“Untuk menuju generasi Ulul Albab, kita harus merawat nilai yang harus diperjuangkan, seperti silih asah, asih, asuh, wangi. Jadi generasi Ulul Albab misalnya, dalam QS al-Imron, tentang pergantian malam siang, tapi sesungguhnya simbol, situasi, musim, waktu, zaman. Ada pase perubahan yang terjadi pada generasi ini. Saya berharap semangat untuk meningkatkan kualitas diri, perkembangan zaman, terus ditingkatkan. Dalam konteks UIN Bandung selalu berharap, lulusannya dapat melahirkan ulama yang saintis, saintis yang ulama, melek terhadap perkembangan teknologi, semangat zaman dalam bingkai WMI, berusaha mengintegrasikan ilmu dan agama,” tegasnya.
Prof Rosihon mengucapkan selamat kepada para mahasantri yang diwisuda, dilantik dapat memberikan manfaat ditengah-tengah masyarakat “mudah-mudahan upaya memikirkan integrasi ilmu, kita ingin menghadirkan suasana kampus, seperti pesantren, dimana suasana pesantren di Jabar berada di Ma’had Sunan Gunung Djati, asrama, ciptakan suasana di pesantren, mengaji, selepas subuh pulang bareng pakai sarung, peci ke asrama. Saya atas nama pimpinan mengucapkan terimakasih kepada rengrengan Ma’had, para seniornya, pengurus, Mumu. Selama 2 tahun berada di pandemi, apa pun yang dilakukan secara online, termasuk Ma’had. Ini menjadi persembahan terakhir. Meskipun santri tidak merasakan kastrol, ilmu kastrologi, mahasantri, punya pengalaman itu di pondok. Untuk itu, santri bukan sekedar ilmu, lingkungan, simbol kerjuangan, keprihatinan, siap untuk menghadapi perjuangan dalam kehidupan,” jelasnya.
Ma’had Al-Jami’ah merupakan pesantren kampus yang menjadi wahana pembinaan mahasiswa dalam pengembangan ilmu keagamaan dan kebahasaan. Tujuannya, untuk menanamkan dan melestarikan tradisi spiritualitas keagamaan yang merupakan subsistem akademik dan pembinaan mahasiswa dalam rangka pelaksanaan visi dan misi pendidikan tinggi Islam.
Secara historis, Ma’had Al-Jami’ah merupakan pelembagaan tradisi ke dalam kampus perguruan tinggi agama Islam (PTAI). Oleh sebab itu, Ma’had Al-Jami’ah berupaya merefleksikan nilai-nilai kepesantrenan, mentrafnsformasikan keilmuan dan pengalaman tradisi keislaman, dan menjadi model pendidikan khas Indonesia karena muncul dan berkembang dari pengalaman sosilogis masyarakat lingkungannya
Direktur Ma’had Al-Jami’ah, Abdul Hadi, MAg menegaskan Haflah Takhrij, Al-Fatih Generation mengangkat tema Manifestasi Ulul Albab, Pembela Agama, Pembangun Bangsa, “Hari ini harus berpisah, dilepas. Tentunya saya betul-betul berterima kasih, kepada santri yang bisa mukim di Ma’had. Alhamdulillah bisa saling mengenal antara santri, pengurus, mumu. Selama di Ma’had diajarkan kebaikan, akhlak karimah dalam bingkai Wahyu Memandu Ilmu. Setiap orang yang memberi petunjuk kebaikan, akan mendapatkan kebaikan, pahala dari Allah SWT,” jelasnya.
Dalam Al-Quran dimuat 16 ayat tentang menciptakan generasi Ulul Albab. “Arah menuju generasi Ulul Albab, berkawan dengan yang baik. Untuk itu setelah selesai dari Ma’had masuk ke Pondok, Pesantren, asrama yang beratd di lingkungan baik karena ingin menuju generasi Ulul Albab harus dengan yang baik,” paparnya.
Ketua Pelaksana, Herry Sutanto, SE., MM, menuturkan jumlah yang mengikuti Haflah Takhrij berjumlah 122 mahasantri yang terjadi dari 53 putra, 69 putri yang berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora 14 mahasantri, Fakultas Dakwah dan Komunikasi 22 mahasantri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 9 mahasantri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 8 mahasantri, Fakultas Psikologi 5 mahasantri, Fakultas Syariah dan Hukum 18 mahasantri, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 18 mahasantri, Fakultas Ushuluddin 21 mahasantri. “Mahasantri yang mengikuti online 46 orang dan offline 76 orang,” pungkasnya.
(Indra Jaya)