Penulis | Editor : Herman Makuaseng
INFOTIPIKOR.COM – Akreditasi sekolah adalah proses penilaian dan pengakuan terhadap suatu lembaga pendidikan (sekolah) oleh badan yang berwenang, dalam hal ini BAN-PDM (Badan Akreditasi Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah) yang menyatakan bahwa sekolah tersebut memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Akreditasi bertujuan untuk memastikan kualitas pendidikan di sekolah dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu sekolah tersebut.
Dimana, di 3 tahun sejak berdirinya Sekolah Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Hema Babussalam sudah dapat mengikuti akreditasi yang diselenggarakan oleh BAN-PDN, bertempat di Sekolah TKIT Hema Babussalam, Perum Kotabaru, Campaka, Senin (4/8).
Ketua Yayasan Hema Babussalam, Ruslanudin dalam sambutannya menyatakan, bahwa hari ini Sekolah TKIT Hema Babussalam mengikuti akreditasi yang diselenggarakan BAN-PDM.Kepada asesor yang hari ini hadir, kami menyampaikan selamat datang dan terima kasih atas kehadirannya.
” Yayasan ini dibentuk atas keprihatinan melihat anak-anak yang menghabiskan waktunya hanya bermain, maka dari itu didirikanlah yayasan ini. Awalnya didirikan MDA, seiring dengan. perjalanan waktu akhirnya kami mendirikan sekolah TKIT Hema Babussalam, pengurus yayasan ini terdiri berbagai unsur hingga Pemerintah Desa (Pemdes) Campaka,” ujarnya.
Solihin, selaku Pembina pada Yayasan Hema Babussalam Purwakarta berharap semoga dalam mengikuti akreditasi ini, TKIT Hema Babussalam mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
” Di tengah kondisi yang penuh keterbatasan, segala daya dan upaya dilakukan dalam rangka suksesnya pelaksanaan akreditasi ini,” jelasnya.
Lanjut, Solihin mengungkapkan, sejak semula didirikannya sekolah TKIT Hema Babussalam, kami ini bukan apa-apa namun kami memiliki kepedulian, bahwa lingkungan ini milik kita.
” Kami ingin menjaga agama kami, jangan sampai anak-anak buta dari pada agama Islam. Maka sejak dini kami ajarkan pelajaran atau karakter dari pada agama islam, ” ungkapnya.
Ditambahkan Solihin, kami ingin menjaga umat agar tidak tercemari daripada isu islam yang tidak baik, adanya ajaran-ajaran yang tidak benar, atau adanya pemahaman yang tidak benar, atau pemahaman radikal, dan itu kami tidak mau.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta menyampaikan, bahwa untuk mengikuti akreditasi tidak semua sekolah bisa mengikutinya, dan merupakan suatu kehormatan bagi kami bisa hadir di Sekolah TKIT Hema Babussalam, diharapkan dari lembaga untuk melihat proses penyelenggaraan pembelajaran itu apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
” Jika dalam keseharian sudah dijalankan sesuai standar maka tidak ada yang sulit dalam proses akreditasi ini. Memang hasilnya juga tidak bisa dibuat-buat dan dilaporkannya dengan apa adanya, jika terdapat kekurangan masih bisa diperbaiki,” jelasnya.
Lebih lanjut, diharapkan Kabid Paud, bahwa bukan hanya menilai saja tetapi memberikan masukkan apa sehingga lembaga- lembaga pendidikan yang ada di Purwakarta ini betul-betul bisa memunculkan pendidikan anak usia dini yang berbasis karakter.
‘ PAUD yang dikedepankan adalah pendidikan karakternya, karena ini adalah masa usia keemasan. Disitulah masa terbaik menanamkan kelebihan-kelebihan dalam kehidupan kita dan nilai-nilai nilai luhur yang diajarkan oleh agama kita terdahulu, nilai-nilai luhur ini harus kita sajikan pada anak-anak sehingga mereka menjadi generasi yang hebat,” harap Kabid Paud.
Dr.Hj. Eni Rijaeni, S.Pd, M.Mpd, aseser BAN-PDM mengungkapkan, semoga hasil akreditasi yang diikuti sekolah TKIT Hema Babussalam menghasilkan yang terbaik, tidak bisa dilihat dari nilainya, namun yang terberat adalah mempertahankannya, apalagi sekolah ini baru berjalan 3 tahun.
” Kami kesini tidak bisa memberikan tambahan karena di sini ada pengawas, dan ini merupakan tantangan yang sangat besar,” ungkapnya.
Kami datang kesini hanya berbekal surat tugas dengan instrumen meminta kepada Ketua Yayasan. Di BAN itu tidak ada level, ini Asesor PAUD ini Asesor DAS semuanya ada di situ, insya Allah kita bersama-sama dengan deregulasi yang terkini. Tugas kami di sini hanya memotret.
Diakui Dr.Eni, bahwa dalam wktu 2 jam pihanya harus menyelesaikan 26 indikator, belum anak-anak mungkin bisa mencapai ratusan indikator. Jika nanti berlanjut dari apa yang disampaikan ibu Kabid PAUD bahwa cukup membaca dari instrumen indikator. Walaupun kurikulum berubah-rubah, kuncinya sama saja sikap pengetahuan keterampilan, hanya yang membedakan zaman,” pungkas Dr.Hj. Eni Rijaeni, S.Pd, M.Mpd.