Tim : Redaksi
INFITIPIKOR.COM – Dugaan pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang anggarannya bersumber dari Dana Desa (DD) oleh oknum Kepala Desa (Kades) Balau, menjadi sorotan publik dan menjadi viral di Kabupaten Buol.
Hal ini terkuak ketika Ketua dan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Balau serta mantan Sekretaris Desa (Sekdes), membocorkan kepada media terkait indikasi pemotongan dana BLT oleh Kades Balau.
Kepala Desa Balau Maidah P. Todael, dalam keterangannya kepada media Infotipikor.com membantah tuduhan BPF yang dialamatkan kepadanya. Menurut Maidah, apa yang dilakukan oleh Ketua BPD dan beberapa orang anggotanya serta mantan Sekdes tidak berdasar dan sangat kental dengan muatan politiknya.
“Terkait dengan pemotongan dana BLT dengan ini saya sampaikan , bahwa tidak ada pemotongan dana BLT. Itu semua hanya cerita yang tidak berdasar, bagaimana bisa saya melakukan pemotongan BLT, sementara daftar penerima dan jumlah yang diterima termuat dalam dokumen APBDesa yang disahkan langsung oleh BPD,” ujarnya kepada media Infotipikor.com, pada Minggu 15 Juni 2025
Lanjut dijelaskan Kades Balau, sudah menjadi rahasia umum bagaimana Desa Balau sebenarnya. Semenjak saya dilantik menjadi Kades, dukungan dari BPD kepada kami sangat minim, bahkan kegiatan yang seyogyanya dihadiri oleh BPD tidak di indahkan, bahkan hanya pada saat pembahasan anggaran saja kami duduk bersama.
” Permasalahan BLT tidak ada yang dipotong, bahkan setiap pencairan BLT dihadiri langsung oleh pak Camat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Maidah P. Todael mengungkapkan, pencairan BLT selalu dihadiri atau disaksikan oleh Pak Camat, bagaimana bisa kami melakukan pemotongan secara terang-terangan apalagi daftar penerima sudah diverifikasi. Bahkan mantan Sekdes yang melakukan rangkaian itu, dan penetapannya pun disepakati bersama dengan BPD. Oleh karena itu melalui media ini tolong di luruskan informasi ini, agar masyarakat tidak menjustifikasi kami bahwa Kades telah melakukan hal yang melanggar hukum,” ungkap Kades Balau.
Kami memohon maaf atas ketidak nyamanan dalam pemberitan kemarin, yang pasti saya dan kita semua berniat membangun Desa Balau, hanya saja kita perlu duduk bersama. Sebab kami sebagai Kepala Desa tidak akan pernah mengetahui permasalahan dan keinginan jikalau kita tidak duduk bersama. Oleh karena itu semoga ini semua jadi perhatian dan pembelajaran bagi kita semua, dan Insya Allah ini akan kami jadikan pelajaran bagi kami untuk bagaimana meminimalisir potensi- potensi yang membuat tali silaturahmi kita terputus,”pungkas Maidah P. Todael.