INFOTIPIKOR.COM – Sebuah pertemuan bersejarah baru-baru ini berlangsung di kediaman Nila Tjilik Riwut, di Yogyakarta. Tim HP Management yang diwakili oleh Pulung WP dan Dr. Haryadi Baskoro, penulis sekaligus pakar Keistimewaan DIY, bersilaturahmi dengan Nila Riwut, putri ketiga Pahlawan Nasional Tjilik Riwut, Kamis 13/02).
Pertemuan ini bertujuan untuk membangun sinergi dalam pelestarian sejarah dan budaya Kalimantan, khususnya dalam menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan Tjilik Riwut.
Kabik Amaz Jasikha, Yetro M Yoseph ( anggota DPRD Propinsi KalTeng) dan Pulung WP ( HP Management Jogja Istimewa)
Nila Tjilik Riwut adalah seorang tokoh perempuan asal Kalimantan Tengah, Indonesia. Beliau merupakan putri dari Tjilik Riwut, pahlawan nasional Indonesia dari suku Dayak yang memiliki peran penting dalam sejarah Kalimantan Tengah, terutama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dikenal sebagai sosok yang aktif dalam melestarikan budaya dan adat istiadat suku Dayak, Nila juga memperjuangkan hak-hak masyarakat adat di Kalimantan Tengah. Beliau terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya guna mempromosikan warisan leluhur.
Nila Riwut dan Pulung WP
Kabik Amaz Jasikha—anak muda pemerhati budaya Kalimantan dan penggerak Gerakan Perempuan—serta Yetro M. Yoseph, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah. Bersama keluarga besar Tjilik Riwut, mereka sepakat untuk berkolaborasi dalam berbagai program budaya dan pendidikan yang akan memberikan manfaat besar bagi generasi mendatang.
Membangun gerakan budaya dan pendidikan Pulung WP dari HP Management menjelaskan, bahwa dalam diskusi ini telah dirancang berbagai inisiatif strategis, antara lain:
1. Revitalisasi dan Penulisan Sejarah
Dr. Haryadi Baskoro akan menyusun buku-buku sejarah yang mengangkat kiprah Tjilik Riwut sebagai pejuang dan tokoh penting dalam pembangunan Kalimantan. Dokumentasi ini diharapkan menjadi sumber referensi bagi dunia pendidikan, baik di sekolah, kampus, maupun masyarakat luas.
2. Produksi Film Dokumenter
Pembahasan juga mencakup rencana pembuatan film dokumenter tentang perjalanan hidup dan perjuangan Tjilik Riwut. Film ini akan menjadi sarana edukasi yang menarik, terutama bagi generasi muda, agar lebih mengenal sejarah pahlawan daerah mereka.
3. Pusat Studi Kajian Sejarah dan Pembangunan.
Sebuah pusat kajian sejarah dan pembangunan akan dibentuk untuk mendalami kontribusi Tjilik Riwut, dalam membangun Kalimantan Tengah. Pusat studi ini juga akan menjadi wadah edukasi bagi mahasiswa, peneliti, serta masyarakat yang ingin memahami sejarah daerah.
4. Pusat Pendidikan Kearifan Lokal Kalimantan.
Untuk menjaga kelestarian budaya Dayak, direncanakan pendirian pusat pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal. Program ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk komunitas adat dan akademisi.
5. Gerakan Bawin Dayak.
Kabik Amaz Jasikha, akan menginisiasi Gerakan Bawin Dayak, sebuah gerakan pemberdayaan perempuan Dayak dalam bidang sosial, budaya, dan ekonomi. Inisiatif ini bertujuan memperkuat peran perempuan dalam melestarikan warisan budaya serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
6. Museum Sejarah & Budaya Tjilik Riwut.
Salah satu gagasan besar dari pertemuan ini adalah pendirian Museum Sejarah dan Budaya Tjilik Riwut di Rumah dan Galeri Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Museum ini akan menjadi pusat informasi sejarah perjuangan Tjilik Riwut sekaligus destinasi wisata edukatif yang memperkenalkan budaya Dayak kepada dunia.
7. Gerakan Cinta Batik sebagai Mahakarya Indonesia.
Gerakan ini akan bersinergi dengan Kabik Amaz Jasikha untuk mempromosikan batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang bernilai tinggi.
8. Bedah Buku tentang Tjilik Riwut dan Kalimantan Tengah.
Dalam rangka memperdalam pemahaman tentang sejarah Kalimantan Tengah, akan diselenggarakan bedah buku yang membahas karya-karya Nila Riwut mengenai Tjilik Riwut dan Kalimantan Tengah. Inisiatif ini juga akan diinduksikan oleh Kabik Amaz Jasikha.
Langkah nyata menuju pelestarian budaya sinergi antara keluarga besar Tjilik Riwut, HP Management, Kabik Amaz, Yetro M. Yoseph serta berbagai pihak lainnya, menjadi langkah nyata dalam memperkuat warisan sejarah dan budaya Kalimantan. Dengan berbagai program yang telah dirancang, diharapkan nilai-nilai perjuangan dan kebudayaan Dayak dapat terus dilestarikan serta menginspirasi generasi mendatang.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, tetapi juga pedoman untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Kalimantan dan Indonesia secara keseluruhan. Semua gerakan, program, dan aktivitas ini nantinya akan diselenggarakan bersama di Rumah dan Galeri Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
(Ari Wu)