INFOTIPIKOR.COM | BANDUNG – Makhyutul Fikriya, mahasiswa Ilmu hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung angkatan 2020, peraih Best Speaker Fordehkonsmero Law Fair Kompetisi Debat Nasional 2023 dan Best Presentation MABIMS Brunei Darussalam 2023 memberikan tips tentang teknik debat hukum.
Karena saat berdebat memerlukan pemahaman yang mendalam tentang hukum, kemampuan berpikir kritis dan berargumen secara logis.
Berikut ini 5 teknik jitu dalam debat hukum:
1. Menguasai dua standing position, baik pro maupun kontra.
Menguasai kedua posisi, baik pro maupun kontra, adalah kunci dalam debat hukum. Ini berarti seorang debater harus mampu memahami dan menyampaikan argumen dari kedua sisi isu yang diperdebatkan.
Dengan demikian, mereka dapat mengantisipasi dan merespons argumen lawan dengan lebih efektif. Penguasaan kedua posisi juga menunjukkan fleksibilitas dan kedalaman pemahaman debater terhadap topik yang dibahas, memungkinkan mereka untuk lebih meyakinkan audiens atau juri.
2. Memahami alur perdebatan seperti pembuka, bidasan, interupsi, dan kesimpulan.
Dalam debat hukum, memahami alur perdebatan adalah esensial. Setiap perdebatan memiliki struktur yang mencakup pembukaan, di mana argumen utama diperkenalkan; bidasan, di mana argumen lawan dibantah; interupsi, yang digunakan untuk meminta klarifikasi atau mengekspos kelemahan dalam argumen lawan; dan kesimpulan, di mana debater merangkum poin-poin utama dan memperkuat posisi mereka.
Mengikuti alur ini memastikan bahwa argumen disampaikan dengan jelas dan teratur, membantu audiens untuk mengikuti logika perdebatan.
3. Memiliki strategi bangunan argumentasi.
Strategi bangunan argumentasi dalam debat hukum harus mencakup definisi yang jelas, latar belakang isu, urgensi masalah, data pendukung, pendapat ahli (teori), landasan yuridis, filosofis, dan mekanisme solusi.
Dengan menyusun argumen secara komprehensif dan sistematis, debater dapat menyajikan kasus yang kuat dan meyakinkan. Setiap elemen dari argumen tersebut harus saling mendukung dan membentuk narasi yang koheren, sehingga mempermudah debater untuk menegaskan posisi mereka di hadapan audiens atau juri.
4. Memiliki kemampuan nalar dan logika.
Kemampuan nalar dan logika sangat penting dalam debat hukum. Debater harus mampu menganalisis isu secara kritis, mengevaluasi argumen berdasarkan fakta dan logika, serta mengidentifikasi kekeliruan dalam argumen lawan.
Kemampuan ini memungkinkan debater untuk membangun argumen yang konsisten dan berdasarkan bukti, serta untuk merespons argumen lawan dengan cara yang rasional dan terstruktur. Penguasaan nalar dan logika juga membantu debater untuk tetap fokus pada isu inti dan menghindari argumen yang bersifat emosional atau tidak relevan.
5. Menguasai teknik wicara publik dengan tenang dan lugas.
Menguasai teknik wicara publik adalah keterampilan penting dalam debat hukum. Debater harus dapat berbicara dengan tenang dan lugas, mengartikulasikan argumen mereka dengan jelas dan meyakinkan. Ini melibatkan penggunaan nada suara yang tepat, kecepatan bicara yang terkontrol, dan bahasa tubuh yang mendukung.
Penguasaan teknik wicara publik membantu debater untuk menyampaikan argumen dengan percaya diri dan karisma, menarik perhatian audiens, dan meningkatkan kredibilitas mereka di hadapan juri.
(Indra Jaya)