INFOTIPIKOR.COM | KARAWANG – Program pembangunan infrastruktur yang digulirkan oleh melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Karawang, dengan sumber anggaran dari APBD Kabupaten Karawang tahun 2024, terus digenjot untuk menuntaskan program pembangunan yang ada di Kabupaten Karawang.
Dimana, Pemerintah Kabupaten Karawang telah merealisasikan pembangunan turap saluran air, untuk menanggulangi banjir dan menunjang kebutuhan warga.
Salah satunya kegiatan pembangunan turap yang sedang berjalan dengan nama kegiatan Penurapan Saluran Irigasi Blok Bapak Warpan di RT 007 RW 002 Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, dengan volume 183 m2, tinggi 70 cm, dengan pagu anggaran Rp.144.251.000 (Seratus Empat Puluh Empat Juta Dua Ratus Lima Puluh Satu Ribu Rupiah) yang dikerjakan oleh CV.Megantara Utama.
Kegiatan penurapan saluran air yang sudah berjalan sekitar satu minggu lebih di pertanyakan oleh warga setempat. Pasalnya dalam kegiatan penurapan tersebut terlihat dalam papan informasi dengan judul “Penurapan Saluran Irigasi Blok Bapak Warpan RT 007 RW 002 Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Purwakarta.
Dari pantauan awak media Infotipikor.com di lapangan, Selasa 25 Juni 2024, terlihat dari papan proyek yang tertulis Penurapan Saluran Irigasi Blok Warpan RT 007 RW 002 Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon,tapi faktanya titik pengerjaannya berada di tengah-tengah sawah yang jauh dari pemukiman warga. Ditambah lagi dalam pengerjaan turap tersebut terlihat pemasangn batu untuk pondasi lumpurnya tidak diangkat.
Hal ini tentunya akan berdampak buruk pada kualitas pekerjaan, dan pondasi tersebut tidak akan kokoh apalagi lokasi titik pekerjaan jauh dari pemukiman warga tentunya tidak akan terpantau oleh warga setempat.
Sementara warga setempat yang enggan disebutkan identitas dirinya yang sering bolak-balik ke sawah mengatakan, bahwa, “Iya pekerjaan tersebut sudah berjalan sekitar semingguan yang lalu, tapi kenapa ada di tengah-tengah sawah. Padahal di depan juga banyak yang rusak dan harus diperbaiki. Kalau judulnya Blok Bapak Warpan tapi iya, kenapa ada di tengah-tengah sawah, saya juga tidak mengerti mungkin itu keputusan dari pak Kepala Desa,”ujarnya.
Masih diungkapkan warga, kalau segi pekerjaan saya lihat pada saat mau ke sawah, memang digali dulu tapi sayang pemasangan batu pondasi campur dengan lumpur, jadi tidak ada kekuatan untuk pondasi. Seharusnya memang betul seperti yang Bapak sampaikan tadi harusnya di angkat lumpurnya,” ungkapnya.
Kegiatan tersebut tentunya sangat diharapkan dapat meningkatkan sarana infrastruktur, tapi fakta yang terjadi di lapangan ketika program tersebut dikerjakan oleh pihak rekanan, sering sekali disalahgunakan dalam hal pekerjaan terutama dalam pemasangan batu untuk pondasi, yang dinilai kurang maksimal apalagi lokasi tersebut jauh dari pantauan warga. dan pihak rekanan tersebut diduga mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Jika hal ini dibiarkan maka akan berdampak buruk pada kualitas pekerjaan tentunya tidak akan lama,” pungkas warga. (Eddy Riyanto)