Infotipikor.com,Bandung -Tahun 2023 ini bertepatan dengan usia UIN Bandung ke 55. Angka ini sangat unik, double-five. Dalam Alquran, angka ini merujuk kepada surat ar-Rahman, artinya Allah yang Maha Pengasih bagi semua makhluk. Dalam konteks UIN, ini memberi makna bahwa UIN sejatinya membersamai semua civitas akademik, dengan berbagai keragaman dan tipikalitasnya. Dapat pula dimaknai kebersyukuran UIN Bandung atas anugerah (baca: prestasi) yang telah diberikan oleh Allah SWT,salah satu wujud syukur adalah menyebutkan anugerah-anugerah tersebut.
Bagi usia manusia, 55 menunjukkan kedewasaan. Namun, bagi usia perjalanan sebuah universitas, angka ini dibilang menunjukkan usia sangat dini. Bandingkan dengan Universitas Harvard yang sekarang berusia 386 tahun (berdiri tanggal 08 September 1636). Bandingkan pula dengan Universitas Indonesia yang sekarang berusia 174 tahun (berdiri 02 Januari 1849).
Meskipun usianya relatif dini, tapi capaian UIN Bandung dapat dikatakan melampaui dari usianya. Universitas ini bahkan berada paling depan di antara PTKN (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri). Sejak tahun 2020 sampai sekarang Versi Webometric, misalnya, UIN Bandung berada di urutan nomor wahid di antara PTKN. Demikian pula versi Schimago. Kedua versi ini mengukur rangking universitas dari sisi riset dan kinerja publikasi (keterkenalan di dunia maya).
Jadi, jika melihat road map Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang dirumuskan PENDIS, yang mana tahun 2020-2024 merupakan tahap unggulan di Tingkat Nasional (National Comparative Advantage), maka capaian UIN Bandung sudah berada di tahapan ini. Meskipun tentu saja keunggulan yang dimaksud oleh road map di atas meliputi berbagai bidang.
Di usia yang ke 55 ini pula, UIN Bandung sudah berlari cepat. Di bidang akreditasi, universitas ini berusaha berlari cepat. Dari baseline tahun 2015, kecepatan larinya adalah 440 %. Sekarang ada 27 prodi yang terakreditasi A/Unggul dari 64 prodi yang ada. Di tahun 2022, perpustakaan UIN Bandung berhasil mempertahankan akreditas A dari Perpustakaan Nasional. Di tahun 2023 ini ada 4 prodi di Pasca Sarjana yang menungu visitasi lembaga internasional Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). Di tahun 2023 pula, sudah disiapkan setidaknya 10 prodi untuk akreditasi internasional ini.
UIN Bandung perlu berbangga pula karena pada tahun 2023 mendapatkan sertifikat akreditasi Laboratorium Kalibrasi dari Komite Akreditasi Internasional (KAN). Ini merupakan capaian yang pertama diperoleh oleh perguruan tinggi di lingkungan PTKN.
Capaian UIN Bandung di bidang riset dan publikasi patut pula untuk dibanggakan. Melalui Litapdimas, LP2M mendistribusikan bantuan pembiayaan penelitian dosen sekitar 290-an judul penelitian setiap tahun, di periode 2019-2023 tercatat 1434 judul penelitian. Ini tentu saja belum menghitung jumlah penelitian kebijakan maupun penelitian yang dilakukan secara mandiri oleh dosen. Belum menghitung pula jumlah penelitian yang dilakukan dosen bekerja sama dengan lembaga lain.
Hasil riset dosen cukup siknifikan meningkatkan capaian publikasi di kalangan Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Di tahun 2023 ini, terdokumentasi sejumlah 2.434 sertifikat HKI, 1.303 pubilkasi artikel dosen di jurnal terindeks scopus, 1.193 publikasi di Jurnal terakreditasi Sinta, dan tentu masih banyak lagi publikasi lainnya, baik di prosiding maupun jurnal yang belum terakreditasi.
Publikasi tulisan di kalangan mahasiswa tidak bisa dikesampingkan. Sebagai contoh, Kelas Menulis di Fakultas Ushuluddin telah menghasilkan lebih dari 1000 artikel yang telah diterbitkan di jurnal. Tentu ini belum menghitung jumlah publikasi artikel mahasiswa S1 di fakultas lain dan mahasiswa pascasarjana.
LP2M dan Rumah Jurnal punya peran dalam menampilkan etalase indah perjurnalan di UIN Bandung. Ada 56 jurnal yang sudah terakreditasi SINTA, dengan rincian 1 jurnal terakreditasi SINTA 1, 17 jurnal SINTA 2, 17 jurnal Sinta 3, 13 Junal Sinta 4, dan 8 jurnal Sinta . Tahun 2023 ini ada 3 jurnal yang sudah siap mendapatkan penilaian SINTA 1. Belum lagi, ada sekitar 40 an jurnal baru yang belum terakreditasi. Dengan capaian ini, UIN Bandung termasuk kampus dengan kepemilikan jumlah jurnal terbanyak.
Dalam implementasi program MBKM, UIN Bandung berusaha untuk bergerak cepat. Tahun 2020 kebijakan ini dirilis oleh Kemendikbud, maka tahun 2021 UIN Bandung langsung bergerak, mulai penerbitan Surat Edaran Rektor, penyusunan Pedoman MBKM, pembuatan lini online MBKM, rapat di Senat universitas, dan sosialisasi ke civitas akademik. Meskipun terkendala dari berbagai sisi, sampai tahun 2023 ini program MBKM berjalan dengan baik.
Hasil laporan MBKM dari beberapa fakultas, pada tahun 2022 ada fakultas yang melaporkan 682 mahasiswa melakukan MBKM skema Magang Kerja di luar kampus; Di fakultas lain, pada tahun akademik 2022/2023, ada 10 mahasiswa yang mengikuti perkuliahan di UMRAH dan IAIN Kediri dan kedatangan 3 mahasiswa dari Universitas Brawijaya; Di fakultas lain, MBKM diimplementasikan melalui Magang Program Bangkit 2023 Batch-1 (ada 36 mahasiswa mengikuti program ini), dan pelaksanaan MBKM Luar PT 20 SKS; Di fakultas lainnya, sudah dilaksanakan MBKM dalam desain magang. Beberapa fakultas kurang lebih memiliki skema yang sama, termasuk di antaranya perkuliahan di luar prodi di kampus sendiri.
KKN dengan skema MBKM diupayakan untuk dirumuskan secara apik oleh LP2M. Ada beberapa pilihan skema KKN yang dapat dipilih oleh mahasiswa, KKN Kolaboratif yang bekerja sama dengan Perguruan Tinggi lain, termasuk KKN luar negeri dan KKN di wilayah 3T. Di tahun 2023 ini, bahkan ada KKN Moderasi Beragama Toraja. Di tahun ini pula, akan dilaksanakan penandatangan MoU antara UIN Bandung dengan PCINU Jepang untuk skema KKN Luar Negeri (Jepang).
Buku hasil penelitian Achmad Muchaddam Fahham beserta team, Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (2021) berhasil memotret perjalanan MBKM di PTKIN, tentu termasuk UIN Bandung.
Tersertifikasinya 4 (empat) prodi oleh Asean University Network-Quality Assurance (AUN-QA) adalah bukti keseriusan UIN Bandung untuk mendapatkan reputasi di tingkat global. Rekognisi internasional memang sedang gencar-gencarnya dikejar UIN Bandung dalam rangka mencapai persaingan global.
Artikel ini merupakan tulisan berseri dari Prof. Rosihon Anwar, Wakil Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
(Indra Jaya)