Infotipikor.com,Bandung – Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung siap memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) bauran atau campuran antara daring dan luring pada Senin pekan depan, tepatnya 27 Februari 2023. Sarana prasarana dan perlengkapan lainnya sudah disiapkan, bagi mahasiswa yang ingin mengikuti perkuliahan luring maupun daring.
Demikian kata Dekan FAH Dr H Setia Gumilar, M.Si dalam rapat Persiapan Perkuliahan Semester Genap Tahun Akademik 2022-2023, di Auditorium FAH, Rabu (22/02/2023).
Rapat diikuti oleh para Wakil Dekan (I, II, III); Ketua/Sekretaris Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI), Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Sastra Inggris (SI); Ketua Laboratorium, para dosen, dan tenaga kependidikan.
“Ketika kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut Desember 2002 lalu, berarti perkuliahan kembali ke tatap muka. Namun, Rektor UIN SGD, selanjutnya mengeluarkan kebijakan memberlakukan perkuliahan bauran, dengan rasio: daring 30 persen dan luring 70 persen,” jelas Dr Setia.
Kebijakan lain, lanjut Dr Setia, yang harus diketahui oleh dosen antara lain: praktikum dilaksanakan secara luring; presensi dosen/mahasiswa dan berita acara perkuliahan dilakukan di aplikasi SALAM; LMS E-knows wajib menjadi instrumen perkuliahan; serta sidang proposal, komprehensif, skripsi/tesis/disertasi dilakukan secara luring.
“Tapi ingat, seluruh kegiatan akademik secara luring tetap harus menerapkan protokol kesehatan,” tambah Dekan
Wakil dekan I Dr Dadan Rusmana, M.Ag menjelaskan, durasi perkuliahan semester genap ini terhitung sejak 27 Februari sampai 01 Juli 2023. Ujian Tengah Semester (UTS) tanggal 10-15 April 2023, dan Ujian Akhir Semester (UAS) 26 Juni-01 Juli 2023.
“Perkuliahan diikuti oleh 535 rombongan belajar: SPI 165, BSA 157, dan SI 213. Sedangkan jumlah mahasiswa aktif pada semester genap ini sebanyak 2.574 orang,” jelas Dr Dadan.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Dekan II Dr H Dedi Supriadi M.Hum terus memotivasi para dosen agar memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, semuanya berjenjang S3, aktif dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, dan memiliki Jabatan Fungsional Akademik (JPA).
“Dari 92 dosen FAH, lulusan S3-nya baru 34 orang, sisanya lulusan S2. Yang sudah guru besar sebanyak 5 orang,” kata Dr Dedi, seraya menjelaskan bahwa setiap dosen memiliki impian meraih JFA sampai jenjang Guru Besar. Maka, jangan sungkan memperjuangkan karir, salah satunya melalui kenaikan pangkat.
Menyinggung persiapan perkuliahan semester genap, Wadek II terus berupaya meningkatkan kuantitas/kualitas sarana prasarana, seperti ruang kelas, ruang multimedia, laboratorium seni dan musik, ruang baca/perpustakaan, podcast, dan perlengkapan lainnya.
Sementara itu, Wadek III Dr H Ading Kusdiana, M.Ag mengajak para dosen untuk sama-sama menjaga kode etik mahasiswa. “Dosen jangan ragu menegur atau bertindak kepada mahasiswa yang melanggar kode etik, misalnya memakai kaos oblong saat kuliah, masih kongkow-kongkow ketika memasuki waktu salat, dan pelanggaran lainnya.
Dr Ading juga melaporkan bahwa FAH sudah banyak melakukan kerjasama dengan berbagai intansi, pemerintah maupun swasta. Dalam kaitan ini, para dosen bisa memanfaatkan peluang ini salah satunya untuk kepentingan praktikum mata kuliah
(Indra Jaya)