Bandung | Infotipikor.com – Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar upacara penghormatan bendera merah putih dan do’a secara luring di Taman Kujang, depan Gedung Anwar Musaddad, Senin (09/05/2022).
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof . Dr. H. Mahmud, M.Si, CSEE bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, Rektor mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk mengambil 5 hikmah dari sebuah pensil dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Islam, dan mewujudkan marwah kampus yang unggul dan kompetitif.
Pertama, hidup harus mempunya tujuan yang pasti. “Sehebat atau sebagus apapun pensilnya jika tidak dapat difungsikan dengan baik, maka tidak akan bagus atau baik hasilnya. Saya berpesan kepada ASN, menjadi bagus atau hebat bukan karena diri sendiri, tapi ada pihak lain yang ikut berkontribusi, yaitu Allah SWT, orang tua, guru, pimpinan, bawahan. Jangan sekali-kali melupakan jasa mereka untuk bersyukur, berterima kasih, berkerja dengan baik sesuai potensi masing-masing. Caranya pada Idul Fitri ini lakukan silaturahmi kepada mereka. Hari ini kita lakukan silaturahmi, saling bermaaf-maafan yang dimulai dari saya,” tegasnya.
Kedua, Pensil yang diserut menjadi tajam. Sebelum menjadi tajam dan bisa digunakan, pensil perlu diraut agar ketajaman pensil mampu memperkuat tekanan dari genggaman seseorang. “Untuk kalangan ASN proses perautan, penajaman, pengasahan, pelatihan, penugasan dilakukan dengan perpindahan, rotasi. Jangan pernah merasakan kekecewaan, marah, kecewa, karena dipindahkan, tapi itu semua dilakukan sebagai ikhtiar untuk mempertajam agar berdaya. Setelah itu rasakan. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan kapasitas diri agar kampus menjadi hebat,” jelasnya.
Ketiga, Pensil dilengkapi dengan penghapus. Bermitranya pensil dengan penghapus ini memberi kesempatan kepada kita untuk menghapus dan memperbaiki diri dari segala salah, kekhilafan. “Bagi ASN kesalahan adalah sebuah keniscayaan. Asal jangan disengaja, melanggar aturan karena manusia tempat segala kekhilafan. Salah satunya dengan berpuasa di bulan ramadhan menjadi penghapus segala kesalahan dan dosa. Rasulullah bersabda, barangsiapa yang berpuasa ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” tandasnya.
Keempat, Pensil terdiri dari dua komponen luar dan dalam. Kecantikan, keindahan luar tidak mempunyai makna jika tidak diikuti dengan tampilan dalam. “Antara tampilan luaran dan dalam harus simetris. Kita boleh berusaha tampilan luaran cantik, apalah artinya tambilan luaran cantik, jika tampilan dalamnya rapuh, keropos. Imam Al-Ghazali mengingatkan kepada kita pertama yang dilihat itu dari tampilanya, setelah itu isi ilmunya. Saya ingin tampilan luarannya menyenangkan, bening, berilmu sungguh sempurna,” tuturnya.
Kelima, Pensil selalu meninggalkan jejak goresan ketika digunakan. “Tentunya dengan mengninggalkan goresan yang membuat orang lain senang atau kecewa dikemudian hari. Saya berharap goresan itu dapat membuat yang lain bahagia, senang,” pungkasnya.
Upacara penghormatan bendera merah putih dan do’a ini diikuti oleh unsur pimpinan, yang terdiri dari para Wakil Rektor, Kepala Biro, Dekan, Lembaga, Unit, Kepala Koordinator, Sub Koordinator, Ketua dan Sekretaris Jurusann, Program Studi, Tenaga Kependidikan di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
(INDRA JAYA)