Bandung | Infotipikor.com – Upaya menciptakan atmosfir penelitian dan publikasi ilmiah yang berkualitas, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati Bandung bekerjasama dengan Rumah Jurnal dan “Writing Center” Sentra Publikasi Indonesia, menggelar Academic Writing Class secara hybrid (online dan offline) dari tanggal 10 Mei hingga 18 Juni 2022.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, MT., secara resmi membuka Kelas Penulisan Akademik secara daring melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (10/05/2022).
Dalam sambutannya, Dirjen Pendis sangat mengapresiasi acara yang digagas Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung Dr. Wahyudin Darmalaksana M.Ag, sebagai ikhtiar bersama untuk menghidupkan kultur penelitian dan publikasi ilmiah yang berkualitas. Ini dihadiri Wakil Rektor I UIN Bandung Prof. Dr. H. Rosihon Anwar M.Ag. dan diikuti lebih dari 200 peserta lintas perguruan tinggi.
Dorong PTKI Ikuti Ushuluddin UIN Bandung
Prof Dhani, sapaan akrabnya menegaskan dengan penelitian yang berkualitas akan menghasilkan publikasi yang baik pula, karena publikasi adalah artefak penelitian.
Sumber peradaban adalah penelitian, sedangkan penelitian adalah proses investigasi, pengumpulan data, verifikasi, kemudian melalui proses analisa kesimpulannya disampaikan ke publik dalam bentuk informasi, sehingga menjadi pengetahuan.
Mengutip Rene Deskartes yang mengatakan Omnibus Dubitandum. Segala sesuatu harus diragukan, sehingga dalam penelitian perlu poses konfirmasi dan verifikasi yang objektif. Karena penelitian memiliki sifat kebenaran objektif, dimana,“Penelitian adalah suatu pemikiran yang sistematis yang mengkaji berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan data, dan penafsiran fakta-fakta, bukan sekedar opini atau harapan,” tegasnya.
Prinsipnya, penelitian itu harus terbuka yang dipakai oleh siapa saja, “Penelitian merupakan suatu cara yang sistematik yang bertujuan meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan sehingga dapat disampaikan atau dikomunikasikan serta diuji atau diverifikasi oleh peneliti lain,” ujarnya.
Penelitian harus teruji dengan prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan.“Karena penelitian adalah suatu metode bertujuan untuk menemukan kebenaran yang dilakukan dengan usaha-usaha yang cermat untuk memperoleh fakta atau prinsip, dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data informasi yang dilaksanakan dengan jelas, teliti, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan,” jelas Prof Dhani.
Diakuinya, Dekan Fakultas Ushuluddin Dr.Wahyudin Darlamalaksana M.Ag yang telah menjadi motivator dalam gerakan literasi di UIN Sunan Gunung Djati Bandung,“hasil penelitian yang telah menjadi informasi dan pengetahuan akan dicatat dalam sejarah, dan menjadi artefak jejak kontribusi UIN Bandung dalam keterlibatan pembangunan Indonesia maju dan berperadaban,” ujarnya.
Dunia literasi telah lama menjadi konsen beliau jauh sebelum menjabat Dirjen Pendis Kemenag RI. Karena itu, harus menjadi konsen para akademisi khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Mengingat pola literasi menjadi yang terbaik dalam mengangkat prestasi akademik perguruan tinggi di tingkat Nasional maupun Dunia Internasional. Selain itu, melalui budaya literasi kemampuan akademik mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya bisa ditujukan dan bermanfaat dalam tumbuh-kembangnya sebuah bangsa menjadi maju dan berbudaya.
“Saya berharap, semua insan akademis menyadari hal itu. Kegiatan ini menjadi pola terbaik untuk meningkatkan kualitas akademisi, dan mendongkrak prestasi lembaga pada aspek penelitian dan publikasi ilmiah. Mari kita dorong, kita tiru apa yang telah dilakukan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung dalam publikasi karya ilmiah. Dengan itu, peradaban akan menyimpan artefak yang kita tinggalkan dan akan menjadi bukti kontribusi kita pada kemajuan bangsa dan negara,” tegas Prof Dhani.
Fakultas Lain Ikuti Langkah Ushuluddin
Sementara, Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag., mewakili Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung,turut mengapresiasi.
(INDRA JAYA)