Foto : Amrin (Mahasiswa Asal Morowali)
INFOTIPIKOR.COM | MOROWALI,SULTENG – Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling fundamental baik dalam kehidupan masyarakat maupun bagi pembangunan suatu negara.
“Hal itu diungkapkan Salah seorang Mahasiswa Morowali, Amrin yang diterima media ini, Rabu (02/09/2021). Sejatinya, Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah melihat kondisi pendidikan perlu selalu diperhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini, memperbaiki bibit-bibit penerus bangsa khusunya penerus daerah kita sendiri,”Kata Amrin.
Lanjut Amrin, mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan janji yang menempatkan pembangunan di bidang pendidikan menjadi isu sentral dan agenda utama tiap periode Pemerintahan.
Lebih lanjut Amrin mengatakan,Morowali tentu saja mengalami perubahan kondisi sehingga tak akan sama seperti saat ini, karena hadirnya sektor pertambangan dan industri yang memberi pengaruh secara makro ekonomi, dengan kontribusi kedua sektor akan membuat pertumbuhan ekonomi yang selalu tinggi dari tahun ke tahun, sehingga menjadi salah satu indikator yang akan mengubah status daerah tertinggal menjadi daerah maju sesuai dengan Perpres 131/2015 tentang penetapan daerah tertinggal tahun 2015 sampai tahun 2019.
Namun, hasil SDA Morowali yang selalu dibanggakan oleh Pemda tak bisa diimbangi dengan menciptakan SDM yang lebih ungul,”sebutnya.
Hal ini bisa kita lihat dari beberapa kasus yang terjadi seperti saat ini, Pemda lebih fokus membangun fasilitas umum seperti Taman Kota Fonuasingko, Taman Pantai Matano, dibandingkan harus mengucurkan dana APBD tiap tahunya ke sektor pendidikan, Sehingga, dalam menyediakan sarana prasarana dan fasilitas penunjang pendidikan di Morowali lebih baik lagi, dan akan membuat nama Morowali bisa di kenal bukan hanya kekayaan alamnya saja, tetapi pendidikanya juga perlu diakui oleh daerah- daerah lain jika fasilitas penunjang pendidikan itu mempuni,”terang Amrin.
Pemda prioritaskan yang mana membangun fasilitas umum seperti taman ataukah sektor pendidikan yang menjadi kebutuhan negara dalam konteks mencerdaskan kehidupan bangsa
Sebagaimana telah diatur bahwa, mepersiapkan sistem pendidikan dengan baik telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 bahwa untuk setiap warga negara Indonesia wajib mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya,”jelas Amrin.
Namun, pada kenyataannya justru berada dalam kondisi yang sebaliknya.
Tambah Amrin, saya juga meminta kepada Bupati Morowali agar lebih memperhatikan kondisi Kampus PSDKU Untad morowali, sehingga, fasilitas penunjang pendidikan di Kampus tersebut bisa memadai tidak seperti sekarang. Yang kuliah di Kampus tersebut hari ini harus menanggung beban, karena pusat administrasi Kampus tersebut masih berlokasi di Kota Palu.
Hal ini yang membuat mahasiswa/i merasa seakan dipersulit karna setiap tahunnya atau memasuki semester akhir mereka harus ke Kota Palu untuk menyelesaikan perkuliahan dan masalah-masalah akademik lainya,”ucap Amrin.
Yang kedua, terkait asrama Mahasiswa Kabupaten Morowali yang berada di Kota Palu, Makassar, Kendari, Yogyakarta sampai saat ini tidak pernah diseriusi oleh Pemda setempat. minimal bangunan yang sudah ada tidak harus rusak dan dibangun kembali. Sebab, asrama tersebut tidak hanya diperuntukan oleh segelintir mahasiswa-Mahasiswi Morowali saja. Bahkan, masyarakat Morowali yang hendak ke Kota-kota tersebut biasanya akan nginap di
asrama.
Dan asrama ini sangat membantu untuk melanjutkan pendidikan, karena tidak semua anak yang kuliah adalah anak orang kaya atau mempunyai ekonomi yang diatas rata- rata. maka, keberadaan asrama ini sangat membantu apalagi bagi anak orang yang kurang mampu, asrama itu sendiri secara tidak langsung sebagai salah satu icon daerah Morowali di Kota- kota tersebut,”paparnya.
Jangankan kami yang menempuh pendidikan di luar daerah,yang di daerah saja kurang diperhatikan. Ironisnya lagi, dimana, satu-satunya Kampus yang ada di Kabupaten Morowali yaitu PSDKU (UNTAD II Morowali) yang merupakan cabang dari Kampus utama Univetsitas Tadulako (UNTAD) Palu, kurang diperhatikan oleh Pemda Morowali,”tegasnya.
Padahal, salah satu faktor peningkatan SDM yang berdaya saing dimulai dari meningkatkan kualitas pendidikan di daerah itu sendiri, seharusnya, Pemda Morowali lebih memprioritaskan pembangunan sektor pendidikan bukan Taman Pantai Matano dan Fonuasingko, seperti kondisi Kampus PSDKU UNTAD 2 Morowali, SDN Lere’ea di Kecamatan Bahodopi
dan kondisi Sekolah-sekolah lainya yang ada di Kabupaten Morowali harus lebih diperhatikan Pemda Morowali tiap tahunya,”harapnya
Dapat dibayangkan jika masih banyak anak- anak daerah yang harus putus sekolah ataupun tidak memiliki sarana prasarana pendidikan yang memadai dalam menempuh pendidikan sampai tingakat sarjana, maka pencapaian sumber daya manusia yang diharapkan untuk memajukan daerah ini belum dapat direalisasikan secara merata.
Dalam membentuk manusia beradab dan bertangung jawab, tidak semudah membangun gedung bertingkat, taman yang indah. hal ini gampang saja dilakukan, asal dana ada serta kontraktor sudah tersedia maka gedung atau pembangunan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang cukup singkat.
Tentu saja hal ini berbeda dengan membentuk manusia yang cerdas dan berbudaya akan membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bisa menjadi manusia yang mempunyai karakter dan wawasan luas sebagai warga negara itu sendiri.
Harusnya, fokus Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali hari ini bagaimana bisa memperbaiki sektor pendidikan agar bisa mencipatakan generasi intelektual dan bertangung jawab.
Ini sebagai bentuk keresahan kami semua Mahasiswa Morowali, dan saya hari ini menyampaikan apa yang menjadi keresahan, dan polemik disektor pendidikan Morowali saat ini,”tutup Amrin
Mahasiswa morowali.
(Redaksi)