By:E.Laris
INFOTIPIKOR.COM | OPINI – Malam tidak selamanya akan tinggal malam, sesudah malam fajar akan menyingsing. Dalam menunggu fajar kemakmuran dan menghadapi ujian kehidupan, manusia ada yang kuat dan ada yang lemah serta berputus asa. Harus dipahami, kemiskinan bukanlah sebuah aib (kecelaan). Kewajiban manusia berikhtiar atau berusaha di jalan yang halal dan legal” –H.S.M N Latif.–
Tak ada yang tidak mungkin jika ikhtiar sudah dimaksimalkan, do’a terus dilangitkan. Kata bijak yang pas disematkan buat para pejuang yang selalu optimis dan yang sedang menikmati proses perjuangannya.
Pagi hari saat matahari perlahan timbul dari peraduannya, menampakkan cahaya malu-malu menyusup disela dedaunan dari arah ufuk timur. Menandai dimulainya rutinitas masyarakat, tampak sosok lelaki tengah sibuk menyiapkan barang dagangan miliknya, untuk di jajakannya di beberapa perkampungan.
Ia hanya seorang penjual es keliling, pekerjaan yang secara konsisten digelutinya semenjak beberapa tahun silam menggunakan motor butut supra X pabrikan jepang keluaran tahun 2000-an. Sosok lelaki ramah dengan senyuman khas di bibir tipisnya, biasa di panggil Arwan tapi di kalangan kerabat ia lebih akrab disapa papa Agil.
Mengorek sedikit perjalanan hidupnya, awal menikah dengan seorang gadis pujaan hatinya saat itu ia belum memiliki pekerjaan tetap, keuangannya bisa dibilang tidak stabil alias sedang tidak baik-baik saja karena mengalami defisit akut.
Sebagai seorang papa muda dalam menjalani kehidupan berumah tangga seperti kebanyakan orang tanpa pekerjaan tetap, diakui memang bukanlah perkara mudah. Alih-alih mendapat support dari orang sekitar justru malah mendapatkan gosip murahan dari tetangga serta cibiran, bahkan kerap pula diragukan. Seolah lumrah di telinga.
“Dia bisaji kah itu kasi makan istrinya” itulah kata-kata yang terus melekat di ingatannya. Dibalik banyaknya yang pesimis terhadapnya, lantas tak membuyarkan semangat sang papa muda tersebut, justru menjadikannya sebagai suntikan hemaviton penambah motivasi.
Kegigihan dan kemauan begitu besar, selalu membersamanya menapaki kerikil tajam bahtera kehidupan demi untuk merubah nasib. Ia berusaha menyibukan diri dan melakoni beberapa profesi meskipun tak ada pekerjaan menetap yang membuatnya bertahan dalam jangka waktu lama.
Ia terus memutar otak berharap kelak mendapatkan pekerjaan tetap agar menghasilkan pendapatan lebih dari yang ia dapatkan sebelumnya. Alasannya klasik, hasil jerih payahnya hanya untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari. Sedangkan ia sudah memiliki tanggung jawab istri dan anak yang akan di sekolahkan nantinya.
Singkatnya, setelah proses panjang penuh liku, tunggang langgang, jatuh bangun dan banyak air mata tumpah kala berjuang menapaki kerasnya kehidupan, namun ia tak pernah menyerah dengan keadaan. Hingga pada ahirnya ia menemukan jalannya.Muncul ide brilian, bertekad ingin berdiri di kaki sendiri tanpa ketergantungan dengan orang lain, cikal bakal mengantarkannya ketitik kehidupan ekonomi yang terbilang naik Level.
Ia kemudian tertarik dengan dunia usaha, lalu banting setir menjual “Es potong/Es roti” di kampung halamannya, awal mula belajar membuat es tak pelak mengalami beberapa kerugian, es yang dibuatnya acap kali gagal jadi. Namun itu tak menjadi soal baginya belajar dan terus belajar untuk mendapatkan hasil maksimal sebagai motivasinya. Siapa yang bersungguh-sungguh dalam berusaha maka ia akan menuai hasil usahanya kelak. Kejujuran dan rendah hati Itulah prinsipnya.
Berberapa hari lalu, saat mengunjungi kampung tetangga saya bersua dengannya di salah satu perkampungan yang ada di pulau Menui, Kabupaten Morowali,Sulawesi Tengah. Kali ini ia sangat mencolok berbeda dari biasanya, selama ini lazimnya berjualan menggunakan kendaraan motor supra X yang baginya sangat bersejarah.
Tetapi sekarang ia tampil beda, berjualan menggunakan sebuah Mobil Toyota Kijang Innova yang di belinya beberapa bulan lalu hasil jerih payah dan kerja kerasnya selama ini. Saya takjub, sebab dahulu ia hanya penunggang kuda besi rongsok sama seperti saya namun kali ini saya melihatnya berjualan menggunakan kendaraan mobil ada perasaan haru. Levelnya naik dan sayapun salut atas kesuksesan yang diraihnya.
Tampak ia sedang melayani para pelanggan,sayapun kemudian menghampirinya lalu sesekali mengamati secara saksama cara ia melayani pembeli barang dagangannya.Di bagasi mobil ia menyimpan termos Esnya itu dengan rapih. Meski ia sudah naik level, selain jiwanya yang pekerja keras ternyata ia juga masih seperti biasanya sebagai sosok humoris dan rendah hati.
Tak jarang pelanggan dibuat terbahak-bahak oleh kata-kata yang dilontarkannya bergendre lawak layaknya para pemeran OVJ serial acara program TV fenomenal. Setelah tuntas melayani para pembeli ia pun menyodorkan sebuah es katanya gratis untuk saya.
Eitsss bukan hanya kali ini saya di gratiskan olehnya, seingatku jika dihitung sudah mencapai puluhan kali ia memberiku es jualannya secara gratis.Tapi itu di masa ia berjualan menggunakan kendaraan motor supranya. Semenjak ia menjajakkan dagangannya menggunakan kendaraan roda empat, ini kali pertama saya mencicipi es roti kenyalnya plus digratiskan, Alhamdulillah.
“mungkin ini merupakan balasan setimpal atas jerih payahnya selama ini, komplit ia sering bersedekah menggratiskan esnya pada saya kemungkinan pada orang lain pula sehingga levelnya di naikan oleh sang pemilik Langit dan Bumi” gumanku dalam hati sembari tersenyum dan berdoa semoga rejekinya terus dilancarkan dan semoga banyak orang seperti Papa Agil di luaran sana yang selalu bersedekah memberi jualannya sesekali pada saya untuk di cicipi, wkwkwkw siapa tahu bisa membeli mobil bila perlu membeli pesawat sekalian…. Hehehe.
Sukses terus buat Papa Agil, anda sosok yang bisa dijadikan sebagai salah satu inspiratif dari sekian juta pedagang tangguh yang konsisten, buat para pedagang pemula yang hendak ingin naik level…(Man)
.